Berita Internasional

Cemburu Buta Berujung Maut, Pria Ini Tikam Selingkuhan Mantan Istri hingga Tewas

Momen dramatis pelarian James berakhir dengan penangkapan di sebuah gudang kecil, yang seluruhnya terekam dalam rekaman kamera tubuh polisi.

Penulis: Randy | Editor: Randy P.F Hutagaol
Mirror.co.uk
PEMBUNUHAN - Foto James. Pembunuh yang Bersembunyi di Gudang Kecil Usai Tikam pria selingkuhan mantan istrinya hingga Tewas. 

TRIBUN-MEDAN.com - Rasa cemburu buta berujung pada pertumpahan darah dan hukuman penjara.

Michael James (45), seorang pria yang diliputi obsesi posesif, kini akan mendekam di penjara selama 14 tahun setelah dinyatakan bersalah atas pembunuhan pria selingkuhan istrinya, Bradley Hollis (35), dalam sebuah insiden yang terjadi di rumah mereka di Stannington, Sheffield.

Momen dramatis pelarian James berakhir dengan penangkapan di sebuah gudang kecil, yang seluruhnya terekam dalam rekaman kamera tubuh polisi.

Dilansir dari  Mirror.co.uk, Senin (20/10/2025), tragedi ini berawal dari keretakan hubungan antara Michael James dan Zara Tolley.

Setelah sepuluh tahun bersama dan memiliki dua anak, pasangan ini berpisah pada tahun 2024.

Meskipun berpisah, James, yang disebut sebagai preman, tetap tinggal serumah dengan Tolley dan anak-anak mereka.

Masalah memuncak ketika Zara Tolley mulai menjalin hubungan baru dengan Bradley Hollis, seorang ayah empat anak, yang ia gambarkan sebagai belahan jiwanya.

Hubungan segitiga yang tidak sehat ini, menurut jaksa penuntut Richard Thyne KC, memicu kecemburuan James hingga mencapai titik didih.

Serangan Brutal dan Ancaman Kematian

Beberapa jam sebelum pembunuhan, James melancarkan serangan brutal terhadap mantan istrinya.

Dalam kesaksian di pengadilan, diungkapkan bahwa James menyerang Tolley secara fisik, merampas ponselnya karena cemburu dan menuntut untuk tahu siapa yang mengiriminya pesan, kemudian melemparkan ponsel itu dari jendela lantai atas, dan bahkan memukul kepala Tolley dengan botol.

Kekerasan ini memaksa Tolley melarikan diri ke rumah seorang teman di dekatnya.

Dari sana, sebuah taksi dipanggil untuk menjemput Bradley Hollis, yang khawatir dengan keselamatan Tolley.

Pengadilan juga disajikan bukti niat jahat James jauh hari sebelumnya, termasuk pesan mengerikan yang dikirimkannya kepada Tolley.

"Kukatakan sekarang, jika perempuan itu mendekati anak-anakku, aku akan membunuh kalian berdua. Dan jangan pikir aku tidak akan melakukannya, karena aku pasti akan melakukannya." tulis James dalam sms dan dikirimkan kepada Tolley.

Kedua pria itu terlibat perkelahian tinju di mana keduanya awalnya tidak menang.

Namun, situasinya berubah menjadi fatal ketika James, dalam keadaan marah, lari ke dapur, mengambil pisau dapur, dan secara membabi buta mulai menusuk dan menebas Tuan Hollis hingga tewas.

Kejadian mengerikan ini terjadi di rumah keluarga, saat kedua anak James dan Tolley sedang tidur di lantai atas, tidak menyadari drama berdarah yang terjadi di bawah mereka.

Hakim Graham Reeds KC dengan tegas menolak klaim pembelaan diri James.

Hakim Reeds menekankan, satu-satunya alasan dia datang ke rumahmu pagi-pagi sekali adalah karena kau menyerang Zara, dan Zara menceritakan perbuatanmu kepadanya. Ia menyimpulkan bahwa James menggunakan pisau untuk memenangkan pertarungan, bukan untuk membela diri.

Usai serangan mematikan itu, James melarikan diri.

Namun, pelariannya tak berlangsung lama.

Rekaman kamera tubuh polisi menunjukkan momen yang intens ketika petugas berhasil melacak dan menangkap James di tengah malam, ditemukan bersembunyi seorang diri di sebuah gudang tak jauh dari lokasi kejadian.

Rekaman tersebut menjadi bukti kunci yang memberatkannya.

Pada hari Kamis, Michael James dijatuhi hukuman penjara 14 tahun setelah terbukti bersalah atas pembunuhan dan kepemilikan senjata tajam di tempat umum.

Ia juga mengakui dakwaan penyerangan yang menyebabkan cedera fisik terhadap Tolley.

Untuk melindungi Zara Tolley dari ancaman berkelanjutan, Hakim Reeds menutup sidang dengan memberikan perintah penahanan, melarang James menghubungi mantan pasangannya secara langsung hingga ada perintah lebih lanjut dari pengadilan.

"Apa pun pendapat orang tentang Bradley, dia dicintai oleh keluarga dan teman-temannya. Dan kematiannya telah meninggalkan lubang dalam hidup mereka, yang tak akan pernah bisa diisi," ujar Hakim Reeds, merangkum dampak mendalam tragedi yang disebabkan oleh kecemburuan yang mematikan ini.

 

(*/mag/kristinasinaga/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved