Suami Ketahuan Punya Anak Hasil Selingkuh, Kini Bersujud Minta Apartemen Milik Istri jelang Cerai

TRIBUN-MEDAN.com - Suami ketahuan memiliki anak hasil perselingkuhan dan kini terancam kehilangan rumah tangganya.

Sang istri yang selama ini setia akhirnya menggugat cerai karena tak sanggup menanggung pengkhianatan.

Namun sebelum sidang perceraian, sang suami justru bersujud memohon satu permintaan yang membuat istrinya hanya bisa tersenyum pahit.

Dikutip dari Sanook.com, Selasa (7/10/2025), pasangan ini semula dikenal harmonis dan mendapat banyak pujian dari kerabat maupun teman.

Sang suami adalah seorang direktur perusahaan, sementara sang istri memiliki pekerjaan mapan dengan penampilan tak kalah menarik.

Mereka dianggap pasangan ideal dengan kehidupan yang serba berkecukupan.

Pada dua tahun pertama pernikahan, pasangan ini hidup penuh kemewahan.

Hampir setiap minggu mereka makan di restoran atau nongkrong di kafe, sementara di akhir bulan mereka berlibur ke berbagai tempat, baik dalam maupun luar negeri.

Pendapatan bulanan sekitar 70 juta dong Vietnam atau lebih dari Rp 40 juta membuat gaya hidup mewah itu terasa wajar. Bahkan apartemen yang mereka tempati sudah dibeli sejak sebelum menikah dengan biaya dari orangtua sang istri.

Sebagai bentuk cinta, setelah menikah apartemen tersebut kemudian diubah kepemilikannya menjadi atas nama bersama.

Namun kebahagiaan itu perlahan berubah. Ketika mulai merencanakan kehadiran buah hati, pasangan ini justru dihantam kenyataan pahit.

Selama satu tahun mencoba tanpa kontrasepsi, sang istri tidak kunjung hamil. Hasil pemeriksaan medis menyatakan ia sulit hamil dan harus menjalani pengobatan panjang.

Selama enam tahun, ia berjuang melawan masalah infertilitas, sementara sang suami selalu mendampingi, memberi semangat, dan tampak setia.

Masalah lain datang ketika bisnis sang suami goyah. Tiga tahun lalu, perusahaan miliknya bangkrut sehingga seluruh tabungan keluarga dipakai untuk menutup kerugian.

Sang suami kemudian bekerja sebagai karyawan dengan gaji sekitar 20 juta dong per bulan, yang bila digabungkan dengan penghasilan istrinya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari serta biaya pengobatan.