Berita Viral

Kisah 2 Paskibraka Kehilangan Ayah Jelang Upacara, Hormat Terakhir hingga Tegar Sembunyikan Pilu

Mungkin tak ada yang menyangka akan mengalami kehilangan sosok ayah apalagi bagi seorang Paskibraka.

Rahmat (Pemkot Tangsel) dan Kevin (Tangkapan layar TikTok dan Instagram)
AYAH MENINGGAL SEBELUM TUGAS - Kolase dua foto Paskibraka yang ayahnya meninggal dunia sebelum bertugas mengibarkan bendera pada Upacara HUT Kemerdekaan 17 Agustus 2025. Rahmat Putra Maulana (kiri) petugas Paskibraka Tangsel, dan Kevin Silaban (kanan) petugas Paskibraka di Kabupaten Humbang Hasundutan. 

Ayah Kevin termasuk orang yang memulai kesuksesan dengan berpeluh keringat hingga bisa di titik ini," sambung Deka. 

Sejak pagi, Deka mengamati bagaimana Kevin tetap fokus menjalankan tugas meski dirundung duka. 

"Ia tak memperlihatkan kesedihan sedikit pun. Ia tetap setia pada tugas yang diberikan. Dan saat ini, kami sudah di rumah duka.

Semuanya hadir di sini, termasuk TNI, Polisi, dan pemerintah serta temannya anggota paskibra," tuturnya. 

Bagi Deka, teladan Kevin bisa menjadi contoh bagi generasi muda lain. 

Ayah Kevin dimakamkan pada Senin (18/8/2025). 

"Kata Kevin, ayahnya tiba-tiba drop dan meninggal dunia. Memang, keseharian ayah Kevin kita lihat bugar. Pemakaman akan berlangsung esok hari (Senin)," ujar Deka.

Latihan Usai Makamkan Ayah

SEHARI SEBEULUM PENGUKUHAN - Rahmat Putra Maulana, Komandan Paskibraka di Tangsel saat upacara HUT Kemerdekaan di Tangsel, MInggu (17/8/2025). Rahmat kehilangan ayahnya sehari sebelum pengukuhan sebagai Paskibraka.
SEHARI SEBEULUM PENGUKUHAN - Rahmat Putra Maulana, Komandan Paskibraka di Tangsel saat upacara HUT Kemerdekaan di Tangsel, MInggu (17/8/2025). Rahmat kehilangan ayahnya sehari sebelum pengukuhan sebagai Paskibraka. (Pemkot Tangsel)

Sementara itu, salah satu anggota Paskibraka, yang dipercaya sebagai Komandan Pasukan 17, Paskibraka Tangsel, Rahmat Putra Maulana, kehilangan sang ayah hanya sehari jelang pengukuhan.

Pengukuhan Paskibraka HUT ke-80 RI di Tangsel dilaksanakan pada 15 Agustus 2025, sementara ayahanda Rahmat meninggal dunia pada 14 Agustus 2025.

Dengan hati yang berat, Rahmat tetap memilih berdiri tegak, mengibarkan bendera Merah Putih—sebuah amanah yang tidak hanya ia jalani untuk bangsa, tetapi juga untuk mengenang sang ayah yang selalu mendukung mimpinya.

“Saya sempat kaget dan menangis saat dikabari, lalu pulang untuk memakamkan ayah. Tapi setelah itu saya kembali latihan, karena saya punya semangat besar untuk tetap menjalankan amanah ini," ujar Rahmat usai melaksanakan tugasnya mengibarkan bendera pada upacara HUT Kemerdekaan ke-80 RI di Lapangan Batalyon Kavaleri 9 Serpong Utara, Sabtu (17/8/2025), dikutip dari keterangan resmi Pemkot Tangsel.

Menurut Rahmat, tekad untuk terus bertahan, melanjutkan latihan di tengah duka yang dialami ini berangkat dari motivasi untuk membanggakan kedua orang tuanya, terutama sang ayah yang selama ini sakit dan dirawat olehnya.

"Saya ingin membuka kedua orang tua saya dan membuktikan kepada orang tua saya juga saya bahwa mampu bisa. Pesan orang tua selalu sederhana, tetap semangat walau ada apa pun. Itu yang membuat saya bertahan,” ucapnya.

Pada momen HUT ke-80 RI ini, Rahmat pun mengajak seluruh pemuda-pemudi di Tangsel agar dapat terus semangat, melakukan yang terbaik di bidang masing-masing, meski banyak rintangan pada perjalanannya.

Pembina Paskibraka Tangsel, Eka Imelda Novitasari, mengatakan Rahmat dikenal sebagai pribadi yang kuat dan ceria sejak awal latihan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved