Breaking News

Berita Viral

SOSOK Wali Kota Cirebon Effendi Edo Naikkan PBB Hampir 1.000 Persen, Warga Ancam Demo Besar

Wali Kota Cirebon Effendi Edo menjadi sorotan sebab melakukan kenaikan PBB 1.000 persen. 

Dok. Tribun Jabar/ Eki Yulianto
RESMI PIMPIN CIREBON - Foto dokumentasi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon, Effendi Edo-Siti Farida Rosmawati. Pasangan Edo-Siti resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cirebon 2025-2030. 

TRIBUN-MEDAN.com - Wali Kota Cirebon Effendi Edo menjadi sorotan sebab melakukan kenaikan PBB 1.000 persen

Isu kenaikan PBB ini mendapatkan kritikan tajam dari warga Cirebon. Masyarakat juga melakukan demo di depan Kantor Wali Kota.  

Namun, Edo menjelaskan bahwa tidak benar kenaikan mencapai 1.000 persen. 

:Artinya 1.000 persen itu tidak benar. Kalau kenaikan ada, tapi tidak sampai 1.000 persen," ujar Edo saat ditemui di Balai Kota, Kamis (14/8/2025).

Edo menjelaskan, kebijakan kenaikan pajak itu sebenarnya sudah ditetapkan satu tahun lalu, jauh sebelum ia menjabat sebagai wali kota.

Ia yang baru lima bulan memimpin, mengaku sudah melakukan pembahasan internal terkait PBB sejak sebulan lalu untuk mencari solusi.

"Mudah-mudahan dalam minggu ini kita sudah tahu dan formulasi yang kita buat itu sesuai dengan keinginan masyarakat. Artinya ada perubahan, InsyaAllah," ucapnya.

Menurut Edo, formulasi kenaikan PBB berasal dari Kementerian Dalam Negeri yang memberikan delapan opsi.

Opsi itu kemudian dipadukan oleh Pemerintah Kota Cirebon sehingga tarif yang berlaku bervariasi.

"Soal warga yang punya bukti PBB 2023 kemudian naik drastis di tahun berikutnya, monggo itu semuanya dari Depdagri."

"Itu kan ada delapan pilihan yang di-mix oleh pemerintah kota, jadi akan berbeda-beda," jelas dia.

Landasan hukum kebijakan ini adalah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2024 yang ditetapkan saat Kota Cirebon masih dipimpin Penjabat (Pj) Wali Kota.

Edo menyebut, desakan warga untuk mengubah perda tersebut harus melalui kajian mendalam.

"Sekarang saya sedang evaluasi itu bersama melakukan kajian-kajian juga."

"Kalau memang hasil evaluasi dan kajian menyatakan perlu diubah, ya tidak menutup kemungkinan."

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved