Berita Viral
PENGAKUAN Istri Hanafi, Suaminya Ketakutan Diganggu Arwah Hingga Minta Diruqiyah Usai Habisi Tiwi
Hanafi mengaku sering diganggu arwah jelang pernikahannya dengan Almira Fajriyanti Marsaoly, yang juga rekan korban.
TRIBUN-MEDAN.com - Inilah pengakuan istri Aditya Hanafi (27), pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) yang membunuh rekan kerjanya di Halmahera Timur, Tiwi.
Kepada sang istri, Almira Fajriyanti Marsaoly, Hanafi curhat ketakutan diganggu arwah usai habisi Tiwi.
Hanafi gelisah dan ketakutan hingga stress usai menghabisi Tiwi.
Baca juga: Pemecatan Komisioner Bawaslu Berlanjut ke PTUN, Sartua Sampaikan Keberatan PAW
Ia bahkan meminta diruqiyah.
Namun saaat itu sang istri belum mengetahui perbuatan suaminya itu.
Almira yang juga rekan korban mulai curiga dengan suaminya itu.
Pengacara Almira, Rusdi Bachmid menceritakan gelagat aneh Hanafi saat tiba di Ternate pada 20 Juli 2025.
"Sudah menunjukan sikap yang tidak normal," katanya.
Menurut Rusdi, Hanafi selalu meminta diruqyah pada Almira.
"Selalu minta diruqyah. Dia minta ke saksi, 'kalau boleh cari orang-orang tua untuk ruqyah saya. Saya tuh beberapa minggu ini ambil keputusan yang tidak bagus'," kata Rusdi menirukan ucapan Hanafi ke Almira.
Baca juga: KLARIFIKASI Umi Cinta Soal Masuk Surga Bayar Rp1 Juta Hingga Kegiatan Agama Tertutup: Saya Bersumpah
"Saksi menanyakan, 'apa sih keputusan apa ?'," tambahnya.
Ruqyah adalah metode penyembuhan dalam Islam yang dilakukan dengan membacakan ayat-ayat Al-Qur’an atau doa-doa tertentu, dengan tujuan memohon pertolongan Allah untuk mengusir gangguan jin, sihir, atau penyakit baik fisik maupun nonfisik.
Kepada calon istrinya saat itu, Hanafi baru mengaku kecanduan judi online.
"Dia selalu menceritakan judi online saja. Bahwa dia main judi online," katanya.
Sebelumnya Aditya Hanafi baru saja mengajukan pinjaman dari bank.
Uang itu habis untuk judi online jelang pernikahannya dengan Almira.
Baca juga: Soroti Polemik Royalti, Rapidin Simbolon: LMKN Jangan Jadi Ladang Korupsi dan Kuburan Seniman
"Terkait kredit yang diajukan tanggal 4 (Juli 2025) sudah kurang lebih Rp 100 juta yang dihabiskan untuk judi online. Kecurigan itulah yang membuat, kok dia berubah," katanya.
Selain itu usai membunuh Tiwi pegawia BPS Halmahera Timur, Hanafi juga sering menangis di rumah.
"Kemudian dia juga sering menangis. Diam-diam sering menangis. Dia menunujukan perilaku yang agak aneh," kata Rusdi.
Hanafi dan Almira sudah dekat sejak September 2023.
Baca juga: RANGKAIAN Manfaat Screen House untuk Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Pakpak Bharat
Sejak saat itu sampai menikah, Hanafi tak pernah bersikap kasar pada Almira.
"Selama kenal sama saksi bahkan sampai ke pelaminan, pelaku tidak pernah menunjukan sikap kasar. Makanya saksi 'kok kenapa dia melakukan itu, apa sih yang mendorong dia sampai melakukan perbuatan itu'," katanya.
Menurut Rusdi, Hanafi baru mengaku kecanduan judi online sekembali dari membunuh Tiwi.
Selama pacaran, Almira mengaku tidak mengetahui bahwa Hanafi terjebak dalam judol.
Baca juga: Soroti Polemik Royalti, Rapidin Simbolon: LMKN Jangan Jadi Ladang Korupsi dan Kuburan Seniman
"Judi ini baru diketahui ketika dia kembali dari Maba. Dia menyatakan harus diruqyah," katanya.
Bahkan ketika di Maba pun Hanafi sudah khawatir mertuanya akan berubah benci ketika mengetahui permasalahan dirinya.
"'Dan ini kalau saya sampaikan keluarga kamu tidak suka sama saya'. Itu memang waktu di Maba sudah sering chating seperti itu. Setelah dia sampai di Ternate, 'apa sih yang kamu lakukan ?' katanya,
Bahkan selama di Ternate, Hanafi juga mengaku sering bertemu arwah.
"Dia berhalusinasi, dia sering bertemu arwah," katanya.
Almira Sempat Curiga
Terkait kematian rekan kerjanya, ternyata Almira, istri pelaku Hanafi sempat curiga.
Almira curiga saat mendapat kabar teman satu rumah dinasnya, Tiwi ditemukan tewas.
Istri pelaku itu curiga karena menurut rekan-rekan kerjanya, Tiwi tewas sudah sepuluh hari saat ditemukan pada 31 Juli 2025.
Sebab pada saat itu, suaminya yakni pelaku Hanafi sedang berada di Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Baca juga: Stabilkan Harga Beras, Diskoperindag Siantar Lanjutkan Operasi Pasar
Di mana jasad Tiwi ditemukan di rumah dinas yang berada di kecamatan tersebut.
Rupanya siasat Hanafi berada di sana karena hendak mengambil dokumen di rumah dinasnya.
Sementara rumah dinas Hanafi dan korban berada di lingkungan yang sama.
Padahal saat itu Hanafi dan Almira sudah berangkat ke Kota Ternate, Maluku Utara untuk mengurus pernikahan yang akan dilangsungkan pada 27 Juli 2025.
"Dari tanggal 8-15 saksi masih ketemu dengan pelaku Hanafi, kemudian merencanakan untuk keesokan harinya mempersiapkan pernikahan. Tapi pada tanggal 16 pelaku tidak bertemu saksi, di WA, ditelepon tidak pernah datang," kata Kuasa Hukum Almira, Rusdi, dikutip dari Facebook Tribunternate, Kamis (14/8/2025).
Bukannya datang untuk mengurus pernikahan, Hanafi malah mengirim foto dirinya dalam kondisi luka dan berada di atas tempat tidur rumah sakit.
"Saat mengecek foto dengan cara dizoom, ternyata menemukan struktur Puskesmas Mabapura. Dari situ saksi baru mengetahui pelaku ada di Mabapura," jelasnya.
Almira pun sempat bertanya kepada Hanafi kenapa ia ada di Mabapura dan tidak memberi tahu dirinya.
"Pelaku kemudian mengaku ingin ke rumah dinas pelaku yang ada di Maba untuk mengambil dokumen milik pelaku. Saksi bilang itu kan tidak terlalu penting, ini mau pernikahan kenapa harus berangkat. Tapi pelaku ini tetap ngotot dia harus ke Maba," tutur Rusdi lagi.
Sejak tanggal 16-19 Juli 2025, komunikasi terjalin terus antara Almira dan Hanafi.
"Saksi selalu minta pelaku pulang ke Ternate, tapi pelaku tidak kembali," kata dia lagi.
Kemudian pada tanggal 17-18 Juli 2025 Almira mengaku tidak tahu pelaku ada di mana.
Baca juga: RANGKAIAN Manfaat Screen House untuk Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Pakpak Bharat
Barulah pada tanggal 19 Juli 2025, Almira mengetahui pelaku ada di Maba karena ada foto yang dikirim.
"Saksi selalu meminta pelaku pulang. Tidak usah bawa motor karena kecelakaan. Tanggal 20 dia baru pulang ke Ternate karena orangtuanya datang dari Jakarta. Saksi dan pelaku jemput. lalu seperti biasa mempersiapkan pernikahan lagi hingga tanggal 27," jelasnya.
Kemudian pada tanggal 31 Juli 2025, Almira mendapat kabar kalau mayat Tiwi ditemukan di rumah dinas mereka.
"Pada saat itu saksi syok karena korban dan saksi ini tinggal sama-sama satu rumah," katanya.
Pada tanggal 1 Agustus, Almira ikut menjemput jasad Tiwi dan mengantar ke rumah sakit untuk dibawa ke bandara dan dikirim ke Magelang, Jawa Tengah.
"Bahkan pelaku pun ikut menjemputnya," kata Rusdi.
Ternyata saat di rumah sakit, baru diketahui korban meninggal sudah lebih dari sepuluh hari.
Saat itulah Almira mulai mencurigai suaminya.
"Kemudian saksi terpikir, bahwa sepuluh hari lalu itu pelaku berada di Maba. Sejak hari itu saksi mulai tanggal 1 sering bertanya, bahkan lapor ke ibu bapaknya. Sama-sama menanyakan kepada pelaku mengenai kematian Tiwi," tuturnya.
Almira pun selalu mencecar Hanafi soal kematian Tiwi.
Namun Nahafi justru malah pamer saldo rekeningnya pada Almira.
"'Apakah kamu tahu, karena pada saat itu kamu ada di sana'. Dia menyatakan tidak tahu kematian itu, tiba-tiba dia mengeluarkan m banking. Katanya buat 'apa saya bohong, orang saya ada uang kok'," ungkap Rusdi lagi.
Hanafi memperlihatkan saldo tabungannya yang mencapai Rp 50 juta.
"Dia tunjukkan dia ada uang sekitar Rp 50 juta, sisa kredit pada tanggal 4 Juli 2025," katanya lagi.
Meski tak mau mengaku saat didesak istri dan mertuanya, Hanafi malah menyerahkan diri diantar oleh mantan atasannya di BPS.
Almira pun mengetahui hal itu dari orang lain, bukan dari suaminya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/PEGAWAI-BPS-DIBUNUH-Tangkapan-layar-momen-Hanafi-pembunuh-pegawai-BPS-senyum.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.