Daniati Kaget Dapati Rumahnya tanpa Atap saat Pulang Kerja, Ini Pemicunya 

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, sedikitnya 14 bangunan rumah terpapar bencana ini.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
ANGIN PUTING BELIUNG: Salah satu korban terdampak bencana angin puting beliung di Kabupaten Karo, Daniati br Samosir, menggendong anaknya sambil melihat atap rumahnya yang hilang diterpa angin, Senin (11/8/2025). Menurut data dari BPBD Kabupaten Karo, akibat bencana ini sedikitnya 14 bangunan mengalami kerusakan ringan hingga parah. (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KABANJAHE - Akibat cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Karo beberapa waktu belakang, menyebabkan terjadinya bencana angin puting beliung pada Sabtu (9/8/2025) kemarin.

Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, sedikitnya 14 bangunan rumah terpapar bencana ini.

Salah satu titik yang terdampak cukup parah, berada di kawasan Desa Raya dan Desa Ketaren, Kecamatan Kabanjahe. Di seputar Desa Raya, sempat ada rumah yang saling berdempetan terlihat mengalami kerusakan cukup parah.

Amatan Tribun Medan, dari keempat rumah tersebut tiga di antaranya mengalami kerusakan yang cukup parah. Di mana, atap rumahnya sudah hilang ikut terbang dibawa pusaran angin yang menghempas rumah tersebut.

Baca juga: Korban Puting Beliung di Medan Perjuangan Terima Bantuan

Akibatnya, empat kepala keluarga yang tinggal di rumah tersebut harus mencari tempat tinggal sementara. Dari keempat penghuni rumah, dua di antaranya yaitu Daniati br Samosir, mengaku sejak terjadinya bencana kemarin mereka harus mengungsi ke rumah kerabatnya.

"Ya tinggal di rumah saudara di dekat sinilah dulu, Bang. Soalnya kan sudah enggak ada lagi atapnya," ujar Daniati, Senin (11/8/2025).

Hal serupa juga diungkapkan Sadarniwati Halawa yang tinggal bersebelahan dengan Daniati. Ia menjelaskan, beruntung dirinya memiliki kerabat di sekitar rumahnya untuk tinggal sementara waktu sembari menunggu rumahnya diperbaiki.

"Numpang dulu ke rumah ada keluarga di bawah sini," ujar Sadarniwati.

Ketika ditanya saat terjadinya angin puting beliung kemarin, dirinya menjelaskan, saat itu ia tidak mengetahui secara pasti. Pasalnya, ia bersama sang suami sedang tidak berada di rumah karena sedang bekerja di kawasan Berastagi.

Awal tahu rumahnya terdampak angin puting beliung karena dikabarkan tetangganya. Setelah tiba di rumah, ia kaget karena melihat rumahnya sudah tidak lagi beratap.

"Tetangga yang nelepon kemarin katanya rumah kena puting beliung. Pas sampe langsung kaget sudah enggak ada atap, ilang semua sama brotinya," katanya.

Tak hanya itu, ia juga melihat kondisi di dalam rumahnya yang sudah banjir dipenuhi air karena kondisi saat itu sedang turun hujan. Melihat hal tersebut, ia langsung berupaya menyelamatkan barang-barang untuk diamankan.

Di seputar lokasi rumah, tampak cukup banyak barang-barang milik penghuni rumah dijemur. Tak hanya itu, bekas seng-seng dari rumah yang terdampak juga sudah disusun di sekitar rumah.

Sejauh ini, keduanya menjelaskan belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo untuk menangani bencana ini. Dari empat rumah yang terdampak di sana, baru satu rumah yang diberikan bantuan hanya berupa terpal.

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved