Berita Viral
Punya Sifat PKI, Penganiaya Prada Lucky Sampai Tewas, Tangis Sang Ayah: Negara Tak Bisa Bantu Saya?
Beberapa kerabat dan anggota keluarga mencoba menenangkan pria yang mengenakan seragam khas TNI tersebut.
TRIBUN-MEDAN.com - Beberapa jam pasca kabar Prada Lucky menghembuskan napas terakhir, Serma Christian masih sulit mengontrol emosi.
Suaranya terdengar lantang bak orang menjerit di depan ruang kamar mayat Rumah Sakit Tentara Wira Sakti Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (7/8/2025) siang.
Beberapa kerabat dan anggota keluarga mencoba menenangkan pria yang mengenakan seragam khas TNI tersebut.
Christian kesal lantaran jenazah Prada Lucky Chepril tak bisa diotopsi di rumah sakit milik TNI itu.
Pasalnya, tak ada dokter forensik yang bisa mengotopsi jenazah Lucky.
Padahal Christian ingin agar anaknya bisa segera diotopsi.
"Ini mayat anak saya. Pikul dan keluarkan.Bawa anak saya, bawa," kata Christian dilansir dari Kompas.com
Dia meminta pengusung jenazah dari anggota TNI AD dari Brigif 21 Komodo untuk segera mengeluarkan jenazah anaknya dari kamar mayat untuk dipindahkan ke rumah sakit lainnya.
Isak tangis keluarga pecah, saat jenazah Prada Lucky yang telah dibalut merah putih kembali dinaikan ke mobil ambulans.
Setelah itu, ambulans bergerak ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kupang.
Tiba di rumah sakit milik koprs berbaju cokelat, Christian menengadahkan tangan kanannya sambil berteriak di belakang mobil ambulans yang memuat jenazah Prada Lucky.
Intonasi suara bergetar, Christian yang mengenakan seragam dinas lapangan khas matra darat, mempertanyakan kehadiran negara saat anaknya meninggal dengan cara tak wajar.
Christian yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, berulang kali meminta keadilan buat anak lelaki sulungnya itu.
Beberapa kali rekan kerjanya berusaha menenangkan Christian, tapi tetap saja tak mempan.
Dia terus saja mengumpat.
"Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu," kata Christian dengan lantang.
Kekecewaannya semakin memuncak, lantaran keinginan untuk mengotopsi jenazah anaknya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang, tak bisa terwujud.
Di Rumah Sakit Wira Sakti, tidak ada tenaga dokter untuk mengotopsi jenazah.
Sedangkan di Rumah Sakit Bhayangkara, dokter meminta surat pengantar dari polisi.
Christian hanya ingin membuktikan penyebab meninggal sang buah hati melalui otopsi.
Sehingga, dia meminta negara harus hadir untuk membantunya. Termasuk juga mengungkap pelaku pembunuh anaknya.
"Saya masih sah jadi tentara, jiwa saya merah putih. Saya sudah 31 tahun berdinas TNI, baru pertama terjadi di diri saya. Apa ini balasan buat saya. Saya hanya menuntut keadilan, negara tidak bisa bantu saya kah," tegasnya.
Beberapa rekan kerjanya, termasuk komandan dan keluarganya terus saja membujuknya.
Tak la kemudian, Christian mulai melunak.
Menyesal Biarkan Anak Masuk Tentara
Sebuah video viral di media sosial menunjukkan seorang prajurit TNI, Sersan Mayor Christian Namo, menangis pilu di samping jenazah putranya, Prada Lucky Chepril Saputra Namo.
Tangisan Sersan Mayor Christian Namo viral karena ia mengungkapkan penyesalannya telah mengizinkan sang putra menjadi tentara.
"Anak ganteng, Lucky. Bapa salah, bapa salah kasih lu (kamu) kerja Lucky. Bapa sudah bilang, kenapa lu mau jadi tentara. Bapa minta maaf," ucap Christian dengan suara bergetar menahan tangis.
Prada Lucky Chepril Saputra Namo, yang baru dua bulan bertugas di Batalion Teritorial Pembangunan (TP) 834 Waka Nga Mere Nagekeo, NTT, tewas pada Rabu (6/8/2025) setelah diduga dianiaya oleh 20 seniornya.
Siapakah Sersan Mayor Christian Namo?
Sersan Mayor Christian Namo adalah seorang prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Kodim 1627 Rote Ndao, NTT.
Jabatan terakhirnya adalah sebagai Plt Danramil 1627-02 Pantai Baru, Rote Ndao.
Sersan Mayor merupakan pangkat Bintara Tinggi, satu tingkat di atas Sersan Kepala (Serka). Pangkat ini menunjukkan pengalaman dan dedikasi yang panjang di dunia militer.
Selama kariernya, Sersan Mayor Christian Namo juga pernah terlibat dalam Operasi Darurat Militer di Aceh pada tahun 2003.
Sebagai seorang prajurit yang telah lama mengabdi, Sersan Mayor Christian Namo memahami betul risiko dan tantangan di dunia militer.
Namun, ia tidak menyangka putranya harus tewas di tangan sesama prajurit.
Dalam video viral tersebut, Sersan Mayor Christian Namo tidak hanya mengungkapkan penyesalannya, tetapi juga bersumpah akan menuntut keadilan.
Ia menegaskan bahwa nyawa harus dibalas dengan nyawa dan akan mengejar para pelaku hingga ke neraka.
Sumpah ini mencerminkan rasa sakit hati dan amarah seorang ayah yang kehilangan anaknya dengan cara yang tragis.
Hingga saat ini, kasus penganiayaan yang menewaskan Prada Lucky Chepril Saputra Namo masih dalam penyelidikan.
Laporan intelijen sementara menyebutkan bahwa Prada Lucky dianiaya oleh 20 seniornya, yang kini menjadi fokus utama penyelidikan untuk memastikan keadilan ditegakkan.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Tribun-medan.com
Berita Viral
Christian Namo
Prada Lucky
TNI Tewas Dianiaya Senior
Penganiaya Prada Lucky
| GELAGAT Alex Iskandar Ikut Cari Jasad Bocah Alvaro Padahal Pelaku Pembunuhan, Akal-Akalan Ayah Tiri |
|
|---|
| NASIB Darma Washington Munthe Kritik Penyaluran BLT Agar Lebih Baik Malah Kini Muncul Minta Maaf |
|
|---|
| Mantan Istri Diisukan Selingkuh, Virgoun Diduga Sindir Inara Rusli, Singgung Kedok Agama |
|
|---|
| NASIB Karyawan Koperasi Asal Simalungun Bakar Rumah Nasabahnya di Wonogiri, Kini Ditangkap |
|
|---|
| PILU Penjaga Kantin di Bogor Dibunuh Tetangga yang Gelapkan Tabungannya, 2 Tahun Nabung Untuk Umrah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/DIANIAYA-SENIOR-sdsfgd.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.