Prada Lucky Namo Diduga Seorang LGBT, Jadi Motif Penganiayaan, Begini Awal Mula hingga Kronologi

TRIBUN-MEDAN.com - Muncul dugaan Prada Lucky seorang LGBT hingga jadi pemicu penganiayaan senior sampai tewas.

Kasus kematian tragis Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), seorang prajurit muda TNI di Nusa Tenggara Timur, membuka tabir gelap kekerasan sistemik di tubuh militer.

Sebanyak 20 orang prajurit, termasuk seorang perwira pertama, disebut terlibat dalam aksi penganiayaan brutal yang membuat Prada Lucky meregang nyawa di ruang ICU RSUD Aeramo.

Kabarnya, kekerasan ini disebut dipicu oleh dugaan orientasi seksual korban, ia diduga LGBT jadi motif pelaku penganiayaan.

Berikut identitas 20 prajurit TNI pelaku penganiayaan brutal Prada Lucky Namo hingga tewas. 

Prajurit Dua (Prada) Lucky Chepril Saputra Namo (23) adalah prajurit TNI yang bertugas di Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM) Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dari dua puluh nama tersebut, satu pelaku adalah seorang perwira, sementara yang lainnya adalah bintara dan tamtama.

Perwira tersebut adalah Letda Inf Thariq Singajuru. Belum diketahui jabatan pewira pertama tersebut.

Kronologi Penganiayaan

TNI telah membenarkan penganiayaan terhadap Prada Lucky.

"Bahwa memang benar telah terjadi pemukulan terhadap Prada Lucky Chepril Saputra Namo yang dilakukan oleh beberapa orang seniornya," demikian isi laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, diperoleh POS-KUPANG.COM, Jumat (8/8/2025).

Laporan dimaksud merujuk pada hasil pemeriksaan Staf-1/Intel Yonif 834/WM terhadap personel yang terlibat dalam pemukulan Prada Lucky Namo.

Pelaku pemukulan dikelompokan menjadi dua, yakni pemukulan menggunakan selang dan pemukulan menggunakan tangan. Total pelaku sebanyak 20 orang. 

Berikut ini identitas para pelaku pemukulan: 

Pemukulan mengunakan selang