KKB di Papua

UPDATE Konflik Papua Menjelang Perayaan HUT RI ke-80

Sebby menyebut pembakaran bendera merah putih sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Indonesia yang dianggap menjajah Papua.

|
Editor: AbdiTumanggor
Istimewa/Puspen TNI
POTRET Prajurit TNI di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025) lalu. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Juru Bicara Komando Nasional Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, menyerukan aksi penolakan terhadap perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Dalam pernyataan yang disiarkan pada Selasa (5/8/2025), Sebby meminta warga Papua membakar bendera Merah Putih sebagai simbol perlawanan terhadap kehadiran Indonesia di Papua.

Sebby menyebut pembakaran bendera sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Indonesia yang dianggap menjajah Papua.

Ia juga mengklaim bahwa aksi pembakaran bendera telah dilakukan oleh sejumlah anggota TPNPB yang memegang senjata laras panjang.

Seruan ini ditujukan kepada seluruh rakyat Papua, termasuk anak-anak sekolah, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa masyarakat Papua menolak kemerdekaan Indonesia sebagai bagian dari sejarah mereka.

Kritik terhadap Pemerintah dan Pengalaman Pribadi

Sebby juga menyinggung pengalaman pribadinya di masa kecil, di mana ia merasa dipaksa mempelajari bahasa dan ideologi Indonesia di sekolah.

Ia menyebut hal ini sebagai bentuk pemaksaan budaya dan pelanggaran hak asasi manusia.

Sebby mengklaim bahwa bangsa Papua telah mendeklarasikan kemerdekaannya pada 1 Desember 1961, yang menurutnya menjadi dasar gugatan terhadap status Papua di hadapan hukum internasional.

Baca juga: PROFIL Komando Operasi Habema yang Berhasil Tembak Mati 3 Anggota OPM, Dipimpin Mayjen Lucky Avianto

Respons Kodam XVII/Cenderawasih

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri Candra Kurniawan, merespons pernyataan Sebby dengan menyebut seruan tersebut sebagai bagian dari pola intimidasi tahunan oleh kelompok separatis bersenjata.

Candra memastikan bahwa tidak ada pengerahan pasukan tambahan atau operasi khusus dalam menanggapi seruan tersebut.

Kodam XVII/Cenderawasih juga bersinergi dengan berbagai pihak untuk menjaga keamanan dan menyemarakkan HUT RI.

Tuduhan Mata-Mata dan Ancaman TPNPB

Pihak Manajemen Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM mengumumkan bahwa seorang warga sipil di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, diduga menjadi mata-mata untuk militer Indonesia.

Sebby Sambom menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan interogasi lebih lanjut terhadap individu tersebut jika ditemukan.

TPNPB juga menghimbau warga sipil untuk tidak terlibat sebagai mata-mata bagi aparat keamanan Indonesia.

Penembakan Pesawat Sipil di Yahukimo

TPNPB-OPM juga mengklaim bertanggung jawab atas aksi penembakan terhadap sebuah pesawat sipil di wilayah Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Senin (4/8/2025).

Panglima Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak, menyatakan bahwa penembakan dilakukan karena pesawat tersebut diduga membawa aparat militer Indonesia ke daerah konflik.

TPNPB juga memperingatkan warga sipil yang melintas di wilayah yang mereka sebut sebagai "zona merah" untuk berhati-hati.

Mereka menyerukan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, agar menghentikan pengiriman pasukan militer ke Papua menggunakan pesawat sipil.

Baca juga: 3 Anggota OPM Tewas Ditembak TNI, Penembak Serda Ramadhan, Lettu Reski Sidabutar, dan Sertu Rizky

Operasi Militer di Intan Jaya

Sementara, Wakil Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, Apeni Kobogau, juga mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan operasi militer di wilayah pemukiman warga sipil di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

TPNPB mengklaim bertanggung jawab atas penembakan terhadap seorang individu yang diduga agen intelijen militer Indonesia.

Operasi Penegakan Hukum oleh TNI

Sebelumnya, Komando Operasi Habema berhasil menembak mati tiga anggota kelompok separatis bersenjata dari OPM dalam sebuah operasi militer di Kampung Tigilobak, Distrik Sinak Barat, Kabupaten Puncak, pada Kamis (31/7/2025).

Operasi ini juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk senjata api milik TNI yang sebelumnya dirampas oleh kelompok separatis.

Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menyatakan bahwa operasi ini merupakan bukti komitmen TNI dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara di Papua.

Operasi penegakan hukum oleh TNI dan aparat gabungan akan terus dilanjutkan di sejumlah wilayah rawan konflik di Papua untuk memastikan situasi tetap kondusif.

Pemerintah Indonesia melalui TNI dan aparat keamanan berupaya terus untuk menjaga stabilitas dan kedaulatan negara.

Situasi ini memerlukan pendekatan yang lebih mendalam untuk mencapai solusi damai yang berkelanjutan.

Baca juga: 3 Anggota OPM Tewas Ditembak TNI, Penembak Serda Ramadhan, Lettu Reski Sidabutar, dan Sertu Rizky

(*/Tribun-medan.com)

Artikel ini diolah sebagian dari Tribun-Papua.com dengan judul Organisasi Papua Merdeka Klaim Tembak Pesawat Sipil di Yahukimo, https://papua.tribunnews.com/2025/08/05/organisasi-papua-merdeka-klaim-tembak-pesawat-sipil-di-yahukimo.

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved