Berita Viral

NASIB Eko Maryanto Kena Teror Setelah Protes Sound Horeg, Kades: Kalau Terganggu Kami Bantu Pindah

Warga mendapatkan teror setelah protes sound horeg. Warga asal Kabupaten Kediri Jawa Timur ini juga sudah curhat di radio.

|
HO
MEDIASI - Mediasi antara Eko Maryanto (dua dari kiri) dan panitia Kepung Carnival yang sempat berseteru soal sound horeg. Mediasi berlangsung di kantor Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (1/8/2025). Keluarga itu sempat protes sound horeg tapi malah diteror. 

TRIBUN-MEDAN.com - Warga mendapatkan teror setelah protes sound horeg. Warga asal Kabupaten Kediri Jawa Timur ini juga sudah curhat di radio. 

Sejumlah warga yang protes sempat menjalani mediasi di kantor kecamatan. 

Mediasi itu dilakukan untuk menyelesaikan konflik terkait gelaran sound horeg dalam acara Kepung Carnival

Sound horeg merupakan bagian dari pawai budaya bertajuk Kepung Carnival yang digelar pada 26 Juli 2025 di Desa Kepung.

Namun, acara itu memicu ketegangan di masyarakat setelah adanya keluhan dari salah satu warga, Eko Maryanto, yang merasa dirugikan.

Kapolsek Kepung Ajun Komisaris Polisi (AKP) Bambang Suprijanto mengatakan, mediasi mempertemukan semua pihak yang terlibat, yaitu Eko Maryanto sebagai pengeluh, panitia Kepung Carnival, dan perangkat Desa Kepung.

"Semua hadir dan akhirnya bersepakat menjalin perdamaian,” ujar AKP Bambang Suprijanto kepada Kompas.com, Sabtu (2/8/2025).

Kapolsek menyebut, konflik ini dipicu oleh miskomunikasi dan kurangnya saluran komunikasi antarpihak. Namun kini situasinya telah mencair.

“Semua sudah menyadari dan saling memaafkan,” lanjutnya.

Baca juga: Tangis Ketum PDIP, Megawati Sebut Nama Hasto Dalam Zikirnya: Saya Minta Sama Yang Di Atas

Baca juga: Kumpulan Doa Pagi Islam yang Dianjurkan Rasulullah, Amalkan Agar Diberi Kemudahan Rezeki

Ia menambahkan, mediasi sengaja digelar untuk meredam ketegangan dan mencegah potensi konflik lanjutan di masyarakat, apalagi situasi sempat memanas di media sosial.

Curhatan di Radio dan Teror Sound Horeg

Awal mula konflik mencuat setelah Eko Maryanto menyampaikan keluhannya melalui siaran radio lokal Andika FM pada 29 Juli 2025.

Dalam siaran tersebut, ia mengaku mengalami teror usai menyuarakan penolakan terhadap sound horeg di desanya.

“Ibu syok berat, bapak juga ketakutan,” ujar Eko dalam siaran radio yang videonya diunggah di di akun Facebook AG243 milik Radio Andika FM.

Ia menyebut suara sound horeg diputar sangat keras dan dalam durasi lama tepat di depan rumahnya saat pawai berlangsung.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved