Berita Viral

CURHAT Wali Murid di Samarinda, Tertekan Sekolah Jual Kaos Kaki Rp40 Ribu: Harus Beli di Situ

Tidak hanya seragam, siswa juga diminta membeli atribut sekolah seperti dasi, topi, dan kaus kaki dengan logo sekolah.

Tribunnews
TERTEKAN - Ilustrasi untuk berita curhat wali murid SMPN di Samarinda. Para orang tua tertekan sekolah menjual seragam mencapai Rp1,4 juta.  

“Sebenarnya kita dikasih waktu, tapi anak saya sudah ditanya-tanya kapan pakai seragam lengkap. Sekarang sudah mulai belajar, sementara seragam khasnya belum terbeli semua,” ungkap Oki.

Biaya total yang harus dikeluarkan mencapai sekitar Rp 1.415.000 per siswa, belum termasuk kebutuhan pribadi lainnya.

Baca juga: Bocoran Son Heung-min Tinggalkan Tottenham, Tertarik Bermain Bersama Lionel Messi di MLS

Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, angka ini dianggap tidak masuk akal bagi sebagian besar orangtua.

“Bayangkan, satu kartu pelajar harganya Rp 50.000. Padahal Pak Wali Kota bilang harganya maksimal Rp10 ribu dan itu seharusnya ditanggung dari dana BOS,” tambah Oki.

Oki menyayangkan kebijakan sekolah yang mewajibkan semua atribut dibeli melalui sekolah atau koperasi. Padahal, menurutnya, seragam nasional seperti putih-biru masih bisa dibeli sendiri di pasar dengan harga jauh lebih murah.

“Kalau putih biru masih bisa kita beli sendiri. Tapi yang khas sekolah enggak bisa. Harus beli di situ,” katanya.

Baik Oki maupun Erli berharap Pemerintah Kota Samarinda dan Dinas Pendidikan bisa meninjau ulang kebijakan pengadaan seragam ini agar lebih berpihak pada kondisi ekonomi warga.

“Kita bukan enggak mau beli, tapi harga-harga itu tidak wajar. Harapannya, kalau bisa, harga ditekan atau beri opsi agar bisa beli di luar, asal sesuai,” ujar Erli.

Meski demikian, orangtua mengapresiasi kebijakan sekolah yang memberikan buku dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) secara gratis, berkat bantuan dari pemerintah kota. Namun, persoalan pembelian seragam masih menjadi beban yang belum terselesaikan.

“Kami harap ada evaluasi dari dinas. Karena banyak orangtua mengeluh hal yang sama,” tutup Oki.

Baca juga: Son Sampaikan Pesan Menyentuh Tinggalkan Tottenham, Segera Jadi Musuh Baru Lionel Messi di MLS

Kompas.com telah mencoba menghubungi Dinas Pendidikan Kota Samarinda terkait isu ini. Namun pihaknya belum bisa memberikan jawaban dan meminta wawancara esok hari.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin, menanggapi keluhan ini.

“Oh itu enggak boleh. Itu namanya intimidasi,” tegas Asli saat ditemui di Samarinda, Rabu (30/7/2025).

“Kalau ada anak yang belum punya seragam, pakai seragam lama saja. Sekolah enggak boleh mengusir.”

Dinas Pendidikan Kota Samarinda menegaskan bahwa sekolah tidak boleh menjual seragam dan perlengkapan siswa di atas harga yang telah ditetapkan dalam Surat Edaran Wali Kota Nomor: 400/2012/200 Tahun 2025.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved