Berita Nasional

Fakta Tewasnya Arya Daru Mati Lemas, Sempat Ditemani Sosok Wanita, Ada Bukti Kondom dan Pelumas

Diplomat Kemlu, Arya Daru dipastikan mati lemas. Selain itu, hasil penyelidikan polisi beber sosok wanita, bernama Vara.

Kolase Facebook Arya Daru Pangayunan dan Youtube Cumicumi
ISI SAMPAH - Sampah dalam kantong plastik hitam yang dibuang oleh Arya Daru sekitar pukul 23.26 WIB. Terlihat ada beberapa bungkus makanan seperti chiki dan kopi sachet. 

TRIBUN-MEDAN.com - Diplomat Kemlu, Arya Daru dipastikan mati lemas.

Selain itu, hasil penyelidikan polisi beber sosok wanita, bernama Vara.

Polisi juga menemukan kondom dan pelumas yang saat ini disita sebagai barang bukti perkara.

Dari keterangan polisi, sebelum Arya ditemukan tewas, Vara terekam kamera pengawas (CCTV) sempat ikut menemani Arya belanja ke toko pakaian di Mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025) mulai pukul 17.52 WIB sampai 18.07 WIB.

Selain mereka berdua, ada pula sosok pria bernama Dion.

Hal itu diungkapkan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra.

Wira menuturkan bahwa pihaknya telah memeriksa Vara dan Dion dalam kasus kematian Arya Daru

"Kami pastikan (Vara) sudah diperiksa," ujar Wira, dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).

Namun, ia enggan membeberkan sejauh mana hubungan antara Arya Daru dan Vara.

"Kalau masalah hubungannya, kami tidak bisa sampaikan karena itu masalah privasi," tutur Wira. 

 Barang bukti

KEMATIAN ARYA DARU - Penampakan Barang Belanjaan Diplomat Arya Daru yang Dibawa ke Rooftop, Isinya Sesuai dengan Chat ke Istri
KEMATIAN ARYA DARU - Penampakan Barang Belanjaan Diplomat Arya Daru yang Dibawa ke Rooftop, Isinya Sesuai dengan Chat ke Istri (Kolase Facebook Arya Daru Pangayunan dan Ist)

Polda Metro Jaya memamerkan sejumlah barang bukti yang dikumpulkan selama proses penyelidikan kematian Arya Daru Pangayunan (ADP), seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala terlilit lakban kuning.

Di atas meja yang ditutup kain putih di Aula Satya Haprabu, Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025), jelang pelaksanaan jumpa pers yang dijadwalkan pukul 14.30 WIB, barang bukti ini ditampilkan.

Pantauan Wartakotalive.com di lokasi, barang bukti yang ditampilkan antara lain satu celana biru, satu unit MacBook Air A1466, satu laptop merek Dell, satu unit digital video recorder (DVR) merek Hikvision serta satu bundel lakban kuning.

Ada pula satu kotak cokelat yang di atas kotak itu terdapat daftar barang bukti berisi satu plastik bening dari koper merah, satu gelas kaca, satu gulungan lakban kuning, satu plastik, dan satu kantong plastik (kresek) bening.

Polisi juga memperlihatkan satu paket barang bukti yang dibungkus plastik putih berisi perlengkapan mandi seperti body wash, foaming wash, salep Solon Daily, dan sunblock.

Ditemukan dalam plastik putih lainnya beberapa bungkus bekas makanan yang di dalamnya terdapat sejumlah kondom dan pelumas merek Vivo.

Sementara itu, pada plastik putih yang berbeda, turut diamankan satu unit ponsel Samsung Galaxy Note 9, enam kartu memori (SD card), beberapa flash disk, kartu akses gerbang, dan kartu akses kamar. 

Dokter forensik ungkap hasil autopsi

Sementara itu, Dokter forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr. G. Yoga Tohijiwa, Sp.FM, memaparkan hasil pemeriksaan luar dan dalam terhadap jenazah diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan.

Menurut dr. Yoga, jenazah almarhum pertama kali masuk ke RSCM pada Selasa (8/7/2025) sekira pukul 13.00 WIB.

Pengiriman jenazah disertai surat permintaan visum dari Polsek Metro Menteng. Setelah itu, disusul surat pelimpahan penanganan perkara dari Polsek Menteng ke Polda Metro Jaya.

"Pemeriksaan luar dilakukan sekitar pukul 13.55 WIB. Setelah berkoordinasi dengan keluarga, khususnya istri almarhum, kami kemudian melakukan pemeriksaan bagian dalam (autopsi) pada pukul 17.30 WIB di hari yang sama," jelas dr. Yoga.

Temuan Pemeriksaan Luar

Dari pemeriksaan luar, tim forensik menemukan luka terbuka dangkal dengan tepi tidak rata pada bagian dalam bibir bawah. Selain itu, ditemukan satu luka lecet di pipi kanan dan lima luka lecet pada leher.

Ditemukan pula memar pada kelopak mata kiri bagian atas, bibir bawah bagian dalam, serta di lengan atas dan bawah sebelah kanan. 

Rinciannya, masing-masing satu memar di kelopak mata kiri dan bibir, dua memar di lengan atas kanan, serta dua memar di lengan bawah kanan.

Temuan Pemeriksaan Dalam (Otopsi)

Karena adanya luka di leher, otopsi dilakukan menggunakan teknik khusus untuk memastikan apakah luka luar berdampak pada organ dalam di leher. 

Hasilnya, tidak ditemukan resapan darah pada otot-otot leher. Namun, pada batang tenggorok ditemukan lendir dan busa halus berwarna putih kemerahan.

Pada pemeriksaan organ dalam, ditemukan kondisi paru-paru yang sembab (pembengkakan), pelebaran pembuluh darah, serta bintik-bintik perdarahan pada berbagai organ.

Sampel jaringan dari organ dalam kemudian diambil untuk pemeriksaan toksikologi dan histopatologi. Pemeriksaan awal penyaring narkotika dan alkohol di RSCM menggunakan urin menunjukkan hasil negatif. Meski demikian, konfirmasi laboratorium tetap dilakukan ke Puslabfor Polri.

Luka Terjadi saat Korban Masih Hidup

Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan bahwa luka pada bibir bagian dalam disertai perdarahan, yang menandakan luka tersebut terjadi saat korban masih hidup (intravital).

Tim forensik juga menemukan tanda-tanda kekurangan oksigen akut (hipoksia), termasuk pada jaringan jantung dan paru-paru. Di organ lain, ditemukan pelebaran pembuluh darah serta keluarnya sel darah merah dari pembuluh (ekstravasasi).

Kesimpulan

Berdasarkan pemeriksaan, jenazah pria berusia sekitar 39 tahun dengan golongan darah O ini ditemukan adanya luka terbuka dangkal pada bibir bagian dalam, lecet pada wajah dan leher, serta memar pada wajah dan anggota gerak atas kanan akibat kekerasan tumpul.

Juga ditemukan darah lebih gelap dan encer, lendir serta busa halus pada batang tenggorok, sembab paru, tanda-tanda perbendungan di seluruh organ dalam, dan tidak ditemukan adanya penyakit pada organ tubuh korban.

"Pada hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi, tidak ditemukan adanya zat atau penyakit yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen. Maka dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian adalah gangguan pertukaran oksigen pada saluran pernapasan atas, yang menyebabkan mati lemas," pungkas dr. Yoga.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved