Breaking News

Sumut Terkini

Modifikasi Cuaca Berlangsung Sepekan di Kawasan Danau Toba, Berikut Keterangan BMKG

Selama dua bulan kemarau berlangsung, pihak BKMG bersama TNI AU gelar modifikasi cuaca dengan menyemaikan garam pada awan hingga menghasilkan hujan.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Tria Rizki

Modifikasi Cuaca Berlangsung Sepekan di Kawasan Danau Toba, Berikut Keterangan BMKG

TRIBUN-MEDAN.com, TARUTUNG -  Musim kemarau panjang di kawasan Danau Toba diduga menjadi pemicu karhutla yang menelan ratusan hektar. Selama dua bulan, kemarau berlangsung. Dengan demikian pihak BKMG bersama TNI AU menggelar modifikasi cuaca dengan menyemaikan garam (NaCl) pada awan hingga menghasilkan hujan.

Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG Sumut Edison Kurniawan menjgelaskan, modifikasi cuaca berlangsung di kawasan Danau Toba selama sepekan. Pesawat milik TNI AU ini sudah siaga di Bandara Silangit dan direncanakan meneyemai garam ke awan sebanyak 3 kali hari ini.

"Kegiatan modifikasi cuaca akan berlangsung pada tanggal 26 hingga 31 Juli 2025. Ini merupakan sorti pertama," terang Edison, Senin (28/7/2025). 

Modifikasi cuaca ini difokuskan di kawasan Danau Toba. Pesawat casa TNI AU ini membawa 800 kilogram garam untuk sekali penyemaian. Garam ditempatkan di gudang BMKG Silangit dan dibawa oleh mobil menuju pesawat tersebut.

"Ini difokuskan pada kawasan Danau Toba, Georpark Caldera Toba. Kita saat ini sedang menindaklanjuti penilaian UNESCO terkait dengan kondisi Toba saat ini," sambungnya.

Dengan adanya penyemaian garam ini, hujan dapat terjadi di kawasan Danau Toba.

"Dan kita harapkan, hujan bisa terjadi khususnya di 7 kabupaten/ kota yang ada di kawasan Danau Toba ini," terangnya.

"Dan kita harapkan, hal ini dapat meminimalisir terjadinya karhutla. Bertepatan pada hari ini, gubsu melakukan rakor soal karhutla dengan KLHK," sambungnya.

Menurutnya, turunnya hujan dengan sendirinya mengurangi titik karhutla di kawasan Danau Toba.

"Saat ini, pemerintah pusat sedang konsen dengan terjadinya karhutla yang ada di kawasan Danau Toba ini. Tentu bekerjasama dengan pemerintah provsu dan stakeholder lainnya," sambungnya.

"Kedepan, kegiatan ini berdampak bagi kelestarian alam, khususnya mengurangi titik api di kawasan Danau Toba ini," pungkasnya.


(cr3/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved