Perang Thailand vs Kamboja

KLARIFIKASI China Terkait Tuduhan Pasok Senjata ke Kamboja Lawan Thailand, 200 Ribu Orang Mengungsi

Pertemuan untuk gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja digelar di kediaman Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, pada Senin (28/7/2025).

Editor: AbdiTumanggor
KOLASE STR via KOMPAS.COM
PERANG KAMBOJA-THAILAND: Tentara Kamboja memantau evakuasi warga di sepanjang perbatasan Kamboja-Thailand setelah pasukan Kamboja dan Thailand saling tembak di Provinsi Preah Vihear pada Kamis (24/7/2025) waktu setempat. Tentara Thailand mengatakan tiga warga sipil terluka dalam serangan roket Kamboja pada 24 Juli 2025. (KOLASE STR via KOMPAS.COM) 

Dalam pernyataan kepada media, Duta Besar Kamboja untuk PBB, Chhea Keo, menegaskan bahwa negaranya tidak memiliki kapasitas militer untuk memulai serangan terhadap Thailand

“Bagaimana mungkin negara kecil tanpa angkatan udara menyerang negara besar yang memiliki kekuatan militer tiga kali lipat lebih besar?” kata Chhea Keo.

Kamboja pun menuduh Thailand menjatuhkan bom di jalan-jalan dalam wilayahnya serta menggunakan bom curah dalam jumlah besar — yang disebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional. 

“Kami telah meminta gencatan senjata segera dan tanpa syarat,” ujar Keo. 

Bahas Gencatan Senjata di Malaysia

Laporan terbaru, pertemuan untuk gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja digelar di kediaman Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim, pada Senin (28/7/2025).

Seorang pejabat Malaysia mengatakan, pembicaraan tersebut turut dihadiri oleh Duta Besar Amerika Serikat dan China untuk Malaysia. 

Keduanya ikut dalam upaya internasional meredakan ketegangan yang telah memasuki hari kelima sejak bentrokan bersenjata atau perang Thailand-Kamboja pertama meletus pada Kamis (24/7/2025). 

Konflik ini merupakan yang paling mematikan antara Thailand dan Kamboja dalam lebih dari satu dekade.

Kedua negara saling menuduh pihak lain sebagai pemicu pertempuran yang pecah pekan lalu, dan kemudian meluas menjadi serangan artileri di sejumlah titik sepanjang perbatasan sepanjang 817 kilometer.

Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengonfirmasi, perundingan tersebut diprakarsai oleh Malaysia dan Amerika Serikat, serta akan melibatkan partisipasi China.

“Tujuan pertemuan ini adalah untuk mencapai gencatan senjata segera, yang diprakarsai oleh Presiden Donald Trump dan disetujui oleh Perdana Menteri Kamboja dan Thailand,” tulis Hun Manet dalam unggahannya di platform X sebelum bertolak ke Putrajaya, Malaysia.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan keyakinannya, kedua negara ingin menyelesaikan konflik, setelah ia menegaskan tidak akan membuka peluang kerja sama dagang jika pertempuran tidak dihentikan.

Namun, dari pihak Thailand, masih ada keraguan terhadap sikap Kamboja.

Penjabat Perdana Menteri Thailand, Phumtham Wechayachai, menilai belum terlihat itikad baik dari Kamboja untuk menyelesaikan konflik.

“Kami tidak yakin dengan Kamboja. Tindakan mereka sejauh ini mencerminkan ketidaktulusan dalam menyelesaikan masalah,” ujar Phumtham kepada awak media sebelum berangkat ke Malaysia, dikutip dari Reuters.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved