Suami Tuduh Istri Selingkuh, Sang Anak justru Bongkar Perselingkuhan Ayahnya dengan Rekan Kerja

TRIBUN-MEDAN.com - Rumah tangga pasangan yang telah terjalin selama satu dekade nyaris runtuh karena sebuah tuduhan yang tak berdasar.

Seorang pria menuduh istrinya berselingkuh hanya karena menemukan tiga tetes air di jok belakang mobil.

Namun, alih-alih menemukan kebenaran yang ia inginkan, anak laki-laki mereka yang berusia 9 tahun akhirnya membuka suara dan membalikkan seluruh cerita.

Dikutip dari Sanook.com Minggu (27/7/2025), seorang wanita yang tidak disebutkan namanya menceritakan kisah pahit rumah tangganya yang awalnya harmonis. Ia dan sang suami telah menikah selama 10 tahun dan memiliki seorang putra.

Pasangan ini merintis hidup bersama dari nol, hingga mencapai titik sukses. Sang suami kini menjadi pemegang saham di sebuah perusahaan, sementara sang istri bekerja sebagai dokter dengan karier yang stabil.

Putra mereka dikenal sebagai anak penurut, cerdas, namun cenderung pendiam. Keluarga ini tampak bahagia, hingga suatu hari sang suami pulang ke rumah dengan amarah yang tak biasa.

Ia menuduh sang istri telah membawa pria lain ke dalam mobil saat dirinya pergi dalam perjalanan bisnis akhir pekan.

Tuduhan itu bermula dari penemuan tiga tetes air yang dianggap mencurigakan di jok belakang mobil keluarga.

Sang suami menilai mustahil ada air yang menetes karena jendela mobil tertutup rapat dan tidak ada botol air yang tumpah. Ia pun menginterogasi sang istri dengan keras, mempertanyakan keberadaannya saat ia tidak di rumah.

Sang istri menjelaskan bahwa ia hanya pergi bertemu teman, dan anak mereka berada di rumah orang tuanya.

Namun penjelasan itu tidak memuaskan suaminya. Pria tersebut bahkan menunjukkan rekaman CCTV dari area parkir, yang menurutnya memperlihatkan seorang wanita masuk ke mobil bersama pria lain.

Akan tetapi, gambar dari kamera sangat buram dan tidak bisa memastikan bahwa wanita dalam video itu adalah istrinya, atau bahwa mobil tersebut adalah milik mereka.

Merasa dituduh tanpa dasar yang kuat, sang istri marah. Ia menyebut sang suami tidak punya bukti jelas, namun tetap bersikeras akan mengajukan gugatan cerai ke pengadilan, serta memberitahu kedua keluarga besar mengenai tuduhan tersebut.

Ketegangan dalam rumah pun makin meningkat. Sang istri memilih diam dan tidak menanggapi lebih lanjut ancaman cerai tersebut, karena yakin tuduhan suaminya tidak masuk akal. Namun, suaminya terus memancing pertengkaran setiap hari.

Hingga akhirnya, sang anak yang selama ini diam menyaksikan pertengkaran orang tuanya, tak kuasa menahan diri. Ia berdiri dengan ekspresi sedih dan berkata,