Berita Nasional

Misteri Isi Plastik Hitam Arya Daru yang Dibuang Sebelum Tewas, Kompolnas: Sudah Tahu Isinya

Anam juga menegaskan bahwa kewenangan untuk mengumumkan isi kantong tersebut ada di tangan penyidik.

Tangkapan layar Youtube Kompas TV
DIPLOMAT TEWAS - Rekaman CCTV momen semalam sebelum Diplomat muda Kementrian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di indekosnya. 

TRIBUN-MEDAN.com - Arya Daru Pangayunan (ADP), diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ditemukan tewas di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Ia ditemukan dengan kepala terlilit lakban dan tidak menunjukkan aktivitas sejak terakhir terekam CCTV.

Rekaman kamera pengawas menunjukkan Arya masuk ke kamar kos pada Senin (7/7/2025) pukul 23.23 WIB.

Satu menit kemudian, ia keluar membawa kantong kresek dan berjalan menuju ujung bangunan indekos.

Setelah membuka pintu pagar dan masuk ke dalam area tersebut, ia kembali ke kamar pukul 23.25 WIB tanpa membawa kantong kresek yang sebelumnya dibawa.

Setelah itu, tidak ada lagi pergerakan Arya yang terekam CCTV.

Keesokan paginya, ia ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dalam kamar.

DIPLOMAT KEMENLU TEWAS - Potret Arya Daru Pangayunan, diplomat dan staf di Kementerian Luar Negeri RI semasa hidup sebelum ditemukan tewas dalam kondisi kepala dililit lakban di indekos di Gondangria, Jakarta Pusat.
DIPLOMAT KEMENLU TEWAS - Potret Arya Daru Pangayunan, diplomat dan staf di Kementerian Luar Negeri RI semasa hidup sebelum ditemukan tewas dalam kondisi kepala dililit lakban di indekos di Gondangria, Jakarta Pusat. (ig/ddaru_chee)

Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengetahui isi kantong kresek yang dibawa Arya dalam rekaman tersebut.

"Karena CCTV yang tersebar di publik itu memperlihatkan korban membawa tas kresek, tentu jadi pertanyaan isinya apa. Tadi kami ditunjukkan (oleh pihak Polda Metro Jaya) apa saja isinya, bagaimana proses membukanya, dan bagaimana prosedur penanganannya karena itu termasuk barang bukti," kata Anam di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (22/7/2025).

Anam juga menegaskan bahwa kewenangan untuk mengumumkan isi kantong tersebut ada di tangan penyidik.

"Kami belum bisa sampaikan saat ini apa saja isinya. Biarkan penyidik yang menjelaskan," ujarnya.

Pihak Polda Metro Jaya menyampaikan bahwa penyebab pasti kematian Arya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik (labfor), yang diperkirakan selesai dalam waktu dua minggu.

"Penyidik sedang menunggu hasil dari labfor, kurang lebih enam hari lagi. Pemeriksaan labfor memang membutuhkan waktu minimal dua minggu," ujar Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, Sabtu (19/7/2025).

Kompolnas Telusuri TKP dan Komunikasi Terakhir Korban

Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) turut menelusuri tempat kejadian perkara dengan mendatangi lokasi indekos Arya di Menteng pada Selasa (22/7/2025).

Kunjungan ini bertujuan memeriksa kondisi fisik kamar, sistem penguncian, serta barang-barang pribadi korban.

Komisioner Kompolnas, Choirul Anam, menyebut pihaknya memeriksa plafon kamar, plafon kamar mandi, saluran air, hingga posisi kasur dan kunci pintu kamar.

"Plafon, baik di kamar maupun kamar mandi, tidak ada yang rusak, kami juga cek saluran air, kasur dan elemen lain di kamar," ujar Anam.

Ia juga menekankan pentingnya pemeriksaan ini untuk memastikan kemungkinan masuk atau keluarnya orang lain dari kamar sebelum korban ditemukan.

Kompolnas juga meminta penjaga kos memperagakan cara membuka pintu kamar dan mengonfirmasi sistem penguncian.

"Kami pastikan secara fisik dan minta diperagakan langsung, slot-nya hanya bisa dibuka dari dalam, dan saat dibuka itu dalam keadaan terkunci," ucap Anam.

Sebelum ke lokasi kejadian, Kompolnas lebih dulu bertemu dengan keluarga Arya di Yogyakarta pada Minggu (20/7/2025). Dari pertemuan itu, diperoleh informasi penting terkait kronologi sebelum dan sesudah peristiwa.

"Kami dapat banyak informasi penting dari keluarga, bukan hanya soal hari kejadian, tapi juga hari-hari sebelumnya dan sesudahnya, ini memperjelas struktur peristiwa," kata Anam.

Ia menyatakan informasi tersebut telah diserahkan ke Polda Metro Jaya untuk pendalaman lebih lanjut.

Mengenai penyebab kematian, Anam mengatakan Kompolnas masih menunggu hasil visum dan autopsi.

"Kalau otopsinya makin spesifik, maka hasilnya bisa makin lama, itu lumrah, bahkan bisa memakan waktu dua sampai tiga bulan," ujarnya.

Anam juga menegaskan bahwa Kompolnas tidak ingin berspekulasi, termasuk terhadap dugaan percobaan bunuh diri.

"Silakan saja jika ada informasi, tapi harus berbasis fakta, jangan menyebar sesuatu yang belum jelas dan malah menyakiti keluarga yang sedang berduka," tegasnya.

CCTV, Saksi, dan Aktivitas Terakhir Korban

Kompolnas memastikan CCTV di area indekos berfungsi normal dan mencakup durasi sebelum dan sesudah kejadian.

"CCTV-nya aktif, ditunjukkan ke kami durasi dan titik-titik pengambilan gambarnya, jumlah sebelum dan sesudah kejadian pun sama, tidak ada yang hilang," kata Anam.

Kompolnas juga mencermati rekaman CCTV pada Selasa (8/7/2025) pukul 00.27 WIB yang menunjukkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar Arya sambil berbicara melalui telepon.

Penjaga sempat berdiri selama 22 detik di depan kamar, diduga masih menelepon.

Pukul 05.20 WIB, ia kembali terlihat melintas dengan mengenakan kemeja putih dan celana pendek sambil membawa sapu, lalu mengintip ke arah jendela kamar sebelum berbalik arah.

Menurut Kompolnas, penjaga kos adalah orang pertama yang menemukan Arya dalam keadaan meninggal.

Penjaga kos tersebut juga diminta untuk memperagakan cara membuka pintu kamar saat proses investigasi.

Salah satu tetangga kos, Nurman (nama samaran), mengatakan Arya jarang membawa tamu dan interaksinya sangat terbatas.

"Pemilik kos juga cukup ketat, kalau ada tamu, pasti diawasi, pemilik pasti akan tanya," ujar Nurman, Selasa (22/7/2025).

Ia menyebut terakhir kali melihat Arya adalah sekitar Desember 2024, saat korban sedang mencuci mobil.

Nurman juga menambahkan bahwa kamar Arya berada di bagian paling depan dan cukup jauh dari penghuni lain.

Kompolnas turut mencocokkan komunikasi antara istri korban dan penjaga kos secara detail.

"Komunikasi antara istri korban dan penjaga kami dapatkan lengkap, bahkan menit per menitnya," ujar Anam.

Anam menekankan pentingnya menjaga integritas proses investigasi.

"Cepat tapi tidak profesional, itu rugi, cepat tapi tidak kredibel, juga rugi, kami dorong agar penanganan ini profesional dan kredibel, itu yang utama," katanya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved