Berita Viral

Pengakuan Pedagang Ceritakan Detik-detik Mencekam Acara Makan Gratis Anak Dedi Mulyadi

Seorang pedagang yang berjualan di lokasi mengaku syok menyaksikan detik-detik kepanikan massal hingga jatuhnya korban jiwa.

Kolase Tribun Jabar
PESTA RAKYAT BERUJUNG MAUT - Pesta rakyat berupa makan gratis di Alun-alun Kabupaten Garut berujung maut pada Jumat (18/7/2025). Pedagang syok lihat detik-detik mencekam orang-orang berjatuhan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Pengakuan pedagang ceritakan detik-detik mencekam acara makan gratis anak Dedi Mulyadi.

Suasana pesta rakyat pernikahan anak Dedi Mulyadi, Maulana Akbar dan wakil bupati Garut Putri Karlina di alun-alun Garut mendadak berubah mencekam. 

Seorang pedagang yang berjualan di lokasi mengaku syok menyaksikan detik-detik kepanikan massal hingga jatuhnya korban jiwa.

Saorang pedagang di alun-alun tersebut, Neulis, menceritakan detik-detik mencekam dengan wajah yang terlihat masih syok.

Neulis ini menceritakan bahwa sebelum kejadian gerbang ke alun-alun memang dijaga ketat aparat gabungan.

Aparat memberlakukan sistem buka tutup gerbang bagi warga yang hendak masuk ke area alun-alun.

"Kan yang masuk sedikit, ditutup lagi, sedikit, ditutup lagi," kata Neulis dikutip dari Youtube Tribun Jabar, Jumat.

Antrean warga, kata dia, terlihat cukup penuh.

TEWAS ANTRE MAKAN - Warga mengantre di gerbang pendopo Garut menunggu gelaran makan gratis yang merupakan rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) siang. Tiga orang tewas berdesakan saat antre makan gratis ini, di antaranya anggota Polres Garut Bripka Cecep. 
TEWAS ANTRE MAKAN - Warga mengantre di gerbang pendopo Garut menunggu gelaran makan gratis yang merupakan rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Jumat (18/7/2025) siang. Tiga orang tewas berdesakan saat antre makan gratis ini, di antaranya anggota Polres Garut Bripka Cecep.  (tribun jabar/sidqi al ghifari)

Akhirnya antrean ini menumpuk di depan gerbang, saat gerbang dibuka mereka berebut masuk.

Saat itulah sejumlah orang berjatuhan diduga karena terinjak-injak.

"Saya di pinggir aja, nolongin anak-anak yang kejepit," kata Neulis.

Kemudian ada anak pedagang sekitar yang masih berusia 8 tahun tanpa diketahui orang tuanya ternyata ikut mangantre.

Situasi panik ketika kejadian desak-desakan itu terjadi.

Namun nahas, korban dalam kondisi terkulai lemas dan nyawanya tidak tertolong.

"Pas lari itu kakak saya yang ngambilin anak si ibu ini," kata Neulis.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved