Profil Irjen Pol Karyoto, Besan Gubernur Jabar Dedy Mulyadi yang Pernah Dituding Ancam Pimpinan KPK

TRIBUN-MEDAN.COM,- Irjen Pol Karyoto, Kapolda Metro Jaya resmi menjadi besan Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi.

Keduanya menjadi keluarga lantaran anak mereka mengikat janji suci pernikahan.

Anak Irjen Pol Karyoto, yakni Luthfianisa Putri Karlina dipersunting oleh Maula Akbar Mulyadi Putra, putra Dedy Mulyadi.

Pernikahan Karlina dan Maula pun dilangsungkan pada Rabu (16/7/2025) di Kawasan Pendopo Garut sekira pukul 13.00 WIB.

Dalam foto yang beredar, tampak Dedy Mulyadi mengantarkan serta putranya itu saat pernikahan.

Baca juga: Profil Ibrahim Arief, Tersangka Korupsi Laptop Chromebook, Vice Presiden Bukalapak

Proses ijab qabul Maula dan Karlina pun berjalan lancar.

"Saya terima nikahnya Luthfianisa Putri Karlina binti Karyoto dengan maskawin tersebut tunai," kata Maula, dikutip dari siaran langsung Facebook Tribun Jabar.

Maula Akbar memberikan sederet mahar pernikahan untuk Putri Karlina, yaitu 90 gram Logam Mulia, 9 ekor sapi, 9 ekor domba garut, 9 ekor ayam pelung cianjur, 9 tambunan bibit ikan gurame, 99 jenis bibit buah kayu lokal, dan 9 jenis bibit padi lokal.

Setelah akad, resepsi pernikahan dilangsungkan pukul 19.00 hingga 22.30 WIB di Kawasan Pendopo Garut.

Karena keduanya sudah resmi menikah, netizen pun kembali teringat akan sosok dan profil Irjen Pol Karyoto.

Baca juga: Profil Giorgi Mamardashvili, Kiper Timnas Georgia yang Perdana Berlaga untuk Liverpool

Profil Irjen Pol Karyoto

 Irjen Pol. Karyoto, S.I.K., M.H adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1990.

Ia lahir di Pemalang, Jawa Tengah, 27 Oktober 1968.

Selain lulusan Akpol, Irjen Pol Karyoto juga sempat melanjutkan pendidikan di PTIK dan Lemhannas untuk keahlian Reserse.

Dalam kariernya, ayah dari Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina pernah menduduki berbagai posisi stratehis di kepolisian.

Ia pernah menjabat sebagau Kapolres Ketapang pada tahun 2008.

Baca juga: Profil Jens Raven, Penyerang Timnas U-23 yang Joget Pacu Jalur Usai Bobol Gawang Brunei Darussalam

Saat itu, Karyoto memfokuskan pemberantasan narkoba di wilayah tersebut.

Kemudian, ia sempat menjabat sebagai Kasubbid Infodata Kominter Set NCB Interpol (2009).

Lalu, Karyoto menjabat sebagai Penyidik Utama Tingkat II Bareskrim Polri (2010), dan Kasubdit III Dittipidkor Bareskrim Polri (2011).

Setahun kemudian, atau kira-kira di tahun 2021, Karyoto diamanahkan sebagai Kapolresta Barelang.

Dua tahun berselang, atau pada 2014, ia ditunjuk sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY.

Kemudian, Irjen Pol Karyoto juga sempat menjabat sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Pideksus Bareskrim Polri (2015).

Baca juga: Profil Robert Kiyosaki, Eks Pilot Helikopter Tempur yang Terkenal di Dunia Keuangan

Selanjutnya, ia ditunjuk sebagai Direktur Analis Pemutus Jaringan Internasional BNN (2016-2017).

Lalu, berpindah lagi menjabat Analis Kebijakan Utama Bidang Pidkor Bareskrim Polri (2018).

Pada tahun yang sama, Karyoto lantas ditunjuk sebagai Wakapolda Sulawesi Utara (2018).

Ia berganti posisi dan masih menjabat sebagai Wakapolda.

Tapi pada 2019, Karyoto menjadi Wakapolda D.I. Yogyakarta (2019).

Baca juga: Profil Roony Bardghji, Pesepak Bola Asal Swedia yang Kini Perkuat Barcelona

Setelahnya, ia pun dimutasi sebagai Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (2020–2023).

Selama di KPK, Karyoto pernah menangani sejumlah kasus besar korupsi nasional, termasuk kasus suap pejabat tinggi negara dan hakim agung.

Pada 27 Maret 2023, Karyoto lantas ditunjuk sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Fadil Imran.

Ancam Pimpinan KPK

Dalam kariernya, Irjen Pol Karyoto tak lepas dari sorotan publik.

Ia sempat dituding mengancam pimpinan KPK setelah menjadi Kapolda Metro Jaya.

Baca juga: Profil Faisol Izuddin Karimi, Mantan Pengawal Jokowi Kini Jadi Jenderal Termuda

Dugaan ancaman itu dilayangkan Karyoto ketika KPK akan mentersangkakan Muhammad Suryo, Komisaris PT Surya Karya Setiabudi (SKS), yang disebut menerima uang haram suap dalam kasus dugaan korupsi di  Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub).

Dalam kasus tersebut, Muhammad Suryo diduga menerima uang 'sleeping fee' senilai Rp 9,5 miliar, dari total Rp 11,2 miliar.

Baca juga: Profil Komjen Rudy Heryanto Adi Nugroho, Bukan Akpol Tapi Bisa Menyandang Bintang 3 di Kepolisian

Setelah kasus ini diusut, ribut-ribut pun terjadi, hingga akhirnya Ketua KPK, Firli Bahuri jadi tersangka dalam kasus dugaan pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan