Breaking News

Berita Viral

KLARIFIKASI Kepala SMAN 6 Garut Usai Viral Siswanya Akhiri Hidup, Bantah Akibat Perundungan

Kepala SMAN 6 Garut Dadang Mulyadi mengatakan bahwa peristiwa perundungan terhadap korban di kelasnya tidak pernah terjadi.

|
TribunJabar.com/Sidqi
BANTAH DISEBABKAN PERUNDUNGAN - Kepala SMAN 6 Garut Dadang Mulyadi, Selasa (15/7/2025). Dadang membantah tewasnya P (16) siswa kelas 10 disebabkan karena perundungan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Beginilah klarifikasi Kepala SMAN 6 Garut usai viral siswanya akhiri hidup.

Pihak sekolah membantah aksi siswanya itu berkaitan dengan adanya perundungan di sekolah.

Diberitakan sebelumnya seorang siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Garut atau SMAN 6 Garut P (16) tewas. 

Baca juga: Suami Kabur padahal Baru 6 Bulan Menikah, Istri Syok Sosok Selingkuhan Ternyata Adik Kandung Sendiri

Ia diduga mengakhiri hidupnya akibat perundungan.

Kepala SMAN 6 Garut Dadang Mulyadi mengatakan bahwa peristiwa perundungan terhadap korban di kelasnya tidak pernah terjadi.

"Munculnya istilah pembullyan itu setelah anak tidak naik kelas," ujar Dadang saat ditemui Tribunjabar.id di kantornya, Selasa (15/7/2025).

Baca juga: Klarifikasi Putri Karlina, Kabar Siswa Libur 3 Hari Jelang Pernikahannya, Wabup Garut: Sumpah

Ia menuturkan, siswa tersebut tidak naik kelas disebabkan terdapat 7 nilai mata pelajaran tidak tuntas sedangkan syarat naik kelas itu hanya boleh 3 nilai yang kurang.

Pihak sekolah bahkan sudah memberitahukan kepada orang tua siswa terkait kondisi akademik anaknya tersebut.

"Bahkan orang tuanya menerima bahwa anaknya tidak naik kelas, besoknya update status bahwa anaknya bernasib malang di sekolah, kami juga tidak tahu maksudnya apa itu," ungkapnya.

KLARIFIKASI Kepala SMAN 6 Garut Usai Viral Siswanya Akhiri Hidup, Bantah Ada Perundungan
BANTAH DISEBABKAN PERUNDUNGAN - Kepala SMAN 6 Garut Dadang Mulyadi, Selasa (15/7/2025). Dadang membantah tewasnya P (16) siswa kelas 10 disebabkan karena perundungan.

Dadang menjelaskan bahwa pihaknya juga telah menawarkan kepada orang tua korban opsi lain agar anaknya bisa naik kelas yakni pindah ke sekolah lain.

Namun jelang masuk ajaran baru, tidak ada komunikasi lanjutan terkait opsi tersebut opsi pindah sekolah tersebut.

"Maka sampai hari ini status almarhum masih siswa kami," ungkapnya.

Sebelumnya seorang siswa SMA akhiri hidup karena dibully dan tak naik kelas.

Peristiwa tragis ini terjadi di Garut, Jawa Barat.

Pihak sekolah pun sudah angkat bicara mengenai kasus ini.

Baca juga: Pembunuhan di Tanjung Selamat, Bapak dan Anak Tusuk Korban Pakai Obeng Usai Konsumsi Sabu

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved