Berita Viral

AKHIRNYA Dirut RS Linggajati Kena Sanksi Imbas Bayi Meninggal Korban Malapraktik,Bupati Turun Tangan

Kasus malapraktik yang mengakibatkan bayi yang baru dilahirkan meninggal dunia berbuntut panjang. 

(KOMPAS.com/ MUHAMAD SYAHRI ROMDHON)
KASUS BAYI MENINGGAL - Nasib Direktur Utama RSUD Linggajati terancam disanksi buntut kasus ibu kehilangan bayi diduga diabaikan pihak RS, 

Reza mengatakan, pada pertemuan yang berlangsung selama sekitar satu jam tersebut, kliennya mengadukan pelayanan di RS Linggajati yang tidak responsif sehingga bayi dalam kandungan Irma meninggal dunia. 

"Tadi menyampaikan keluh kesah sebagai warga Jawa Barat atas layanan buruk dari rumah sakit dan juga yang mengakibatkan meninggalnya anak klien kami," ujarnya kepada awak media di lokasi.

Kronologi kejadian

Adapun peristiwa bermula pada Sabtu (14/6/2025) malam saat Irma mengalami pecah ketuban di rumah. 

Oleh bidan setempat, ia segera dirujuk ke RSUD di Kuningan, Jawa Barat.

Namun, setibanya di rumah sakit, tak satu pun dokter datang. 

Menurut pengakuan Irma dan tim pengacara Hotman Paris, bahkan dokter jaga tidak terlihat, apalagi dokter kandungan yang tidak hadir karena hari itu bertepatan dengan akhir pekan.

“Ketuban terus-menerus keluar sampai, katanya, petugas kebersihan sampai harus membersihkan air ketuban berkali-kali. Namun, malam itu tidak ada satu pun dokter yang datang,” ujar Hotman Paris dalam konferensi pers di Jakarta Utara, Sabtu (12/7/2025). 

Irma bercerita, begitu tiba di instalasi gawat darurat (IGD), ia langsung dipindahkan ke ruang rawat inap tanpa penjelasan. 

Padahal, sejak awal kehamilan, dokter kandungan sudah mengetahui ia memiliki penyakit autoimun yang membuatnya tidak memungkinkan melahirkan secara normal. 

“Jadi, sejak awal kehamilan, dokter sudah tahu bahwa saya punya autoimun, dan sudah langsung bilang, ‘Ini enggak bisa lahiran normal, harus sesar’,” kata Irma.

Meski begitu, tindakan operasi tidak segera dilakukan. Irma bahkan sempat dijanjikan akan dioperasi pada Minggu pukul 05.00 WIB. Namun, janji itu tak ditepati. 

“Sudah ditunggu sampai jam 05.00 WIB di hari Minggu, tapi tetap enggak datang,” tutur Irma. 

Selama dua hari, Irma dan keluarganya terus menanyakan ke perawat dan petugas rumah sakit. 

Namun, yang dilakukan hanya pemeriksaan pembukaan dan pemberian obat pereda nyeri. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved