Berita Viral
Bayi Tewas karena Dokter Tak Datang, RS Linggarjati Beri Uang Damai Rp5 Juta, Hotman Paris Geram
Bayi meninggal karena dokter tak datang, RS Linggajati minta damai dan beri uang Rp5 juta hingga pengacara Hotman Paris geram dan pertanyakan
TRIBUN-MEDAN.COM – Bayi meninggal karena dokter tak datang, RS Linggajati minta damai dan beri uang Rp5 juta hingga pengacara Hotman Paris geram.
Baru-baru ini kasus dugaan adanya malapraktik medis di RSUD Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat menjadi sorotan publik setelah Hotman Paris turun tangan.
Dimana Hotman Paris Hutapea mempertanyakan kemana gerangan dokter yang seharusnya menangani persalinan Irmawati di RSUD Linggajati hingga bayi dalam kandungan meninggal dunia.
Kronologi tragis itu bermula pada Sabtu malam, 14 Juni 2025, ketika Irmawati perempuan 33 tahun mengalami pecah ketuban. Ia langsung dibawa oleh suaminya ke IGD RSUD Linggarjati, berharap proses kelahiran berjalan lancar.
Namun yang terjadi justru di luar nalar. Irmawati tidak langsung mendapatkan tindakan medis darurat. Ia hanya diperiksa detak jantung janin dan kondisi pembukaan serviks, lalu dipindahkan ke ruang rawat inap.
“Ketuban saya banjir, sampai dipel sama OB. Tapi enggak juga ditindak. Malah saya disuruh tunggu di ruang inap,” tutur Irmawati dengan suara bergetar.
Selama dua hari, Irma hanya diberikan obat pereda nyeri.
Baca juga: Viral Mantan Pacar Pengantin Pria Buat Kekacauan di Pesta Pernikahan, Murka karena Dikhianati
Padahal, dari hasil kontrol sebelumnya, dokter telah menyatakan bahwa persalinan harus dilakukan secara operasi sesar, bukan normal.
Namun dokter kandungan baru muncul dua hari kemudian, saat semuanya sudah terlambat.
“Dokternya baru datang hari Senin. Waktu dicek jam 3 pagi, detak jantung bayi masih ada. Tapi jam 7 sudah hilang. Jam 8 baru saya dioperasi,” ujar Irmawati.
Terkini Irmawati bersama suami, mendatangi Hotman Paris dan timnya meminta bantuan hukum terkait kasus yang ia alami.
Kronologis lengkap Irmawati ceritakan kepada Hotman dalam pertemuan mereka.
Mulai dari dirinya yang dipindahkan dari IGD ke ruang rawat inap padahal sedang dalam keadaan darurat hingga nihilnya kabar dokter yang harusnya menangani proses persalinan.
"Belum ada respona dari dokter kandungan. Dari IGD dipindahkan ke ruang rawat inap. Padahal ibu sudah dalam keadaan darurat," kata Hotman.
Dalam kesempatan itu, Hotman mendorong agar dugaan malapraktik ini segera ditangani oleh seluruh pihak terkait.
Selain itu ia juga mengatakan kasus Irmawati bakal dibawa ke ranah pidana.
"Dan di samping laporan pidana, juga akan mengajukan gugatan perdata kepada semua pihak terkait. Termasuk kepada susunan direksi Rumah Sakit Linggajati Kuningan agar semua dicopot," tegas Hotman.
Baca juga: SOSOK Ayah Tega Tembak Mati Putrinya karena Tak Mau Hapus Akun TikTok, Sempat Bohong Bunuh Diri
Penantian 7 Tahun
Andi harus kehilangan buah hati pertamanya usai sang istri, Irmawati diduga terlambat ditangani oleh petugas medis RSUD Linggajati, Kuningan, Jawa Barat.
Sumber mata pencaharian Andi ia dapati dengan sehari-hari menjadi pengemudi ojek online atau ojol. Ia rela selama dua hari tidak 'tancap gas' guna menunggu proses persalinan sang istri.
"Dua hari menemani istri. Tidak bekerja, tidak ada pemasukan karena saya pengen langsung lihat anak saya, anak pertama," kata Andi saat diwawancara di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (12/7/2025).
Andi dan Irmawati sudah 7 tahun menikah. Selama itu juga mereka menaruh harap atas hadirnya anak pertama mereka.
Saking antusiasnya, ia tak tanggung-tanggung memberikan pelayanan terbaik untuk sang istri saat melakukan kontrol kandungan.
"Wah, senang banget soalnya kan kontrolnya saja, periksanya ke Bandung, ke dokter khusus. Anak pertama, sejak 7 tahun (pernikahan). Sudah dinanti-nanti," ujarnya.
Baca juga: Viral Pengemudi BMW Diseret dan Dipukuli Polisi, Ternyata Penyebabnya karena Hal Sepele
Irmawati mengalami pecah ketuban dan dibawa ke IGD RSUD Linggajati pada Sabtu, 14 Juni 2025. Namun, ia tidak segera mendapat tindakan medis darurat dan baru menjalani operasi sesar pada Senin, 16 Juni. Bayinya dinyatakan meninggal dalam kandungan.
Sejumlah petinggi rumah sakit sudah mendatangi rumah Andi dan Irmawati.
Mereka mengucapkan belasungkawa sekaligus memberikan uang santunan sebesar Rp5 juta.
Uang santunan yang diberikan rumah sakit disebut Andi tidak cukup untuk menutup semua biaya pengeluaran.
"Wah, kalau ditotal enggak tahu berapa-berapanya. Cuman kan tenaga, materi, waktu. Ke Bandung saja, periksa, habis 5 juta buat obatnya saja. Belum ongkos, belum makan," ungkap Andi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/DUGAAN-MALAPRAKTIK-Irmawati-dan-suami-mendatangi-Tim-Hotman-Paris-untuk-meminta.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.