TRIBUN WIKI

Profil Soenarko, Jenderal Kopassus Kelahiran Medan yang Dihina oleh Silfester Matutina

Soenarko adalah Komandan Jenderal Kopassus ke-22. Ia merupakan loyalis Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu. Ia lahir di Medan, 1 Desember 1953.

Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
Youtube/KrJogja
PETINGGI KOPASSUS- Soenarko adalah mantan Komandan Jenderal Kopassus. Ia menjadi petinggi Kopassus pada tahun 2007. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Mayjen TNI (Purn) Soenarko bukanlah jenderal abal-abal.

Soenarko merupakan tokoh penting dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Di militer, ia sempat menduduki sejumlah posisi penting ketika masih aktif berdinas.

Bahkan, ia sempat menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus pada 12 September 2007 – 1 Juli 2008.

Namun, akhir-akhir ini Soenarko kembali mencuri perhatian publik.

Eks Danjen Kopassus, Mayjen Soenarko menyampaikan bahwa usulan pemakzulan Gibran sudah dibahas sejak akhir 2024.
Eks Danjen Kopassus, Mayjen Soenarko menyampaikan bahwa usulan pemakzulan Gibran sudah dibahas sejak akhir 2024. (Kolase Tribun Medan)

Baca juga: Profil Indra Utoyo, Dirut Allo Bank yang Kini Mengundurkan Diri Usai Jadi Tersangka di KPK

Hal itu terjadi setelah loyalis Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 ini dihina oleh Silfester Matutina.

Silfester Matutina adalah loyalis Jokowi yang menolak wacana pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari jabatan Wakil Presiden.

Beberapa waktu belakangan, isu pemakzulan Gibran sebagai Wakil Presiden terus menggema.

Sejumlah pensiunan jenderal TNI meminta agar Gibran Rakabuming Raka segera dimakzulkan karena dinilai tidak kompeten dalam menduduki jabatan Wakil Presiden.

Karena itu pula, Silfester Matutina yang kerap tampil di TV membela keluarga Jokowi 'menyerang' Soenarko.

Ia bahkan mengungkit-ungkit kasus Soenarko ketika ditangkap beberapa waktu lalu.

Baca juga: Profil Dara Arafah, Selebgram yang Murka Lantaran Hasil Rekam Medisnya Disebar ke Publik

Kini, Silfester dengan beraninya 'menghardik' jenderal kebanggan Kopassus itu. 

"Hei kumis tebal (Soenarko), kau pikir kita takut sama kau," kata Silfester seperti dikutip dari video yang diunggah Mosato TV pada Minggu (6/7/2025), dikutip dari Tribun Jakarta. 

Silfester mengatakan bahwa Soenarko pernah tertangkap karena kasus makar. 

"Kau ini dulu ditangkap karena kasus makar. Bawa senjata, ya Soenarko ini. Soenarko sama Suharto (Letjen Mar Purn) kamu yang menggeruduk KPU. Kita enggak takut sama kalian sama sekali loh," katanya. 

Silfester pun tak takut dengan upaya 300 purnawirawan TNI yang hendak memakzulkan Wapres Gibran. 

Silfester Matutina, relawan Jokowi dan Prabowo Subianto
Silfester Matutina, relawan Jokowi dan Prabowo Subianto (Kompas.com)

Baca juga: Profil Humaira Asghar Ali, Aktris Ternama Asal Pakistan Ditemukan Tewas Membusuk di Apartemen

"Kalian jangan coba-coba mau adu domba bangsa ini. Kita ini punya hak yang sama. Kalian tuh hanya 300 orang ya, dibanding 96 juta pemilih Prabowo-Gibran. Dan kalian itu tidak sampai 1 TPS. Suara kalian tuh enggak sampai 1 TPS," katanya. 

Ia pun mengungkit jasa Luhut Binsar Pandjaitan yang pernah membebaskan kasus makar yang dilakukan Soenarko

Soenarko diduga melanggar perkara terhadap keamanan negara atau makar terkait aksi pengepungan KPU pada 22 Mei yang videonya tersebar di media sosial.

Selain itu, Soenarko dijerat Pasal 110 Jo Pasal 108 ayat 1 tentang Kejahatan Terhadap Ketertiban umum UU Nomor 1 Tahun 1946 dan Pasal 163 bis Jo Pasal 146.

Lalu, ia pun sempat ditahan petugas Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI di Rutan Polisi Militer (POM) Guntur, Jakarta Selatan.

Baca juga: Profil Dinan Fajrina, Istri Doni Salmanan yang Pilih Setia Meski Suami Dipenjara

"Jangan kau coba-coba mau mengadu domba, mau merevolusi, kalian siapa. Kan Soenarko kau ditahan kan, atas kebaikan Pak Luhut sebagai jaminan akhirnya kamu bebas. Soenarko, hei kumis tebal jangan sampai kita cukur kau punya kumis. kau pikir kami takut sama kau," katanya. 

Mantan Danjen Kopassus Mayor Jenderal (Purn) Soenarko, memberi keterangan kepada wartawan terkais kasus dugaan intervensi hukum yang dilakukan jenderal bintang tiga di korp Bhayangkara, Selasa (23/7/2018) di Jakarta.
Mantan Danjen Kopassus Mayor Jenderal (Purn) Soenarko, memberi keterangan kepada wartawan terkais kasus dugaan intervensi hukum yang dilakukan jenderal bintang tiga di korp Bhayangkara, Selasa (23/7/2018) di Jakarta. (TRIBUNNEWS.COM/IST)

Profil Soenarko

Mayor Jenderal TNI (Purnawirawan) adalah lulusan Akademi Militer (AKABRI) 1978.

Ia lahir di Kota Medan, Sumatera Utara, 1 Desember 1953.

Setelah lulus dari AKABRI, Soenarko langsung masuk Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Ia pernah menjabat sebagai Komandan Peleton Kopassanda, Komandan Yonif Linud 503/Mayangkara, dan Komandan Kodim di wilayah Timor Timur (Viqueque dan Dili).

Baca juga: Profil Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, Dirut Bulog Alumni UMSU Pernah Tugas Kodam I/Bukit Barisan

Tidak hanya itu, ada beberapa jabatan penting yang penah ia emban.

Soenarko bahkan pernah bertugas di wilayah konflik Aceh.

Ia pernah menjabat sebagai Asisten Operasi Kasdam Iskandar Muda (2002).

Setelahnya, ia sempat menjabat sebagai Danrem 011/SNJ dan Danrem 022 Dam-I/BB.

Kemudian, ia dipindahkan menjadi Pamen Renhabesad.

Lalu, Soenarko menjadi Pati Ahli Kasad Bidsosbud.

Baca juga: Profil Rayyan Arkan Dikha, Penari Pacu Jalur Asal Kuansing yang Mendunia, Kini Jadi Duta Pariwisata

Kemudian, ia menjabat sebagai Kasdif-1 Kostrad dan sempat menjadi Kepala Staf Divisi Infanteri 1/Kostrad (2007).

Pada 2007, karier Soenarko makin gemilang.

Ia dipercaya menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus ke-22 (12 September 2007 – 1 Juli 2008).

Saat itu ia menggantikan Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary.

Setelah menjabat sebagai Danjen Kopassus, Soenarko kemudian dipercaya mengemban amanah sebagai Panglima Kodam Iskandar Muda (2008–2009).

Penunjukannya sebagai Pangdam Iskandar Muda tak lepas dari pengalamannya kala bertugas di Aceh.

Ia pun sempat menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) (2009–2010).

Baca juga: Profil Surya Darmadi, Taipan Kelahiran Medan Bos PT Duta Palma Group Stres Asetnya Disita Kejagung

Pada 2011, Soenarko resmi pensiun dari militer.

Setelah karier militernya, Mayjen Soenarko pun terjun ke dunia politik.

Ia pernah menjadi anggota Partai Aceh (2012-2016).

Kemudian, bergabung bersama Partai Gerindra (2012-2016).

Lalu, Soenarko bergabung dengan Partai Nangroe Aceh pada tahun 2017.

Berjuang untuk Prabowo Subianto

Soenarko pernah berjuang untuk Prabowo Subianto.

Ia bahkan dikenal sebagai loyalis Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 lalu.

Sayangnya, kala itu ia sempat tersandung kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal, hingga dituding sebagai pelaku makar.

Tidak cukup sampai disitu, Soenarko yang disebut-sebut turut berjuang untuk Prabowo Subianto kala itu dituding terlibat dalam kerusuhan pada 22 Mei 2019.

Lalu, ia pun sempat ditahan petugas Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI di Rutan POM Guntur, Jakarta Selatan.

Atas penahanan itu, Panglima TNI yang kala itu dijabat oleh Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan kemudian mengajukan permohonan penangguhan penahanan ke Mabes Polri.

Selanjutnya, Soenarko pun dibebaskan.

Setelah sekian lama tak ada kabarnya, kini Soenarko kembali tampil ke publik.

Ia kemudian tercatat sebagai pendukung Anies Baswedan dalam Pemilu 2024.

Di partai politik, Soenarko sekarang menjabat sebagai Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

PKS sendiri merupakan partai pengusung Anies Baswedan.

Lantas, seperti apa profil Mayjen TNI (Purn) Soenarko ini? Berikut ulasannya.(ray/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved