Calon Pengantin Wanita Kabur Sehari sebelum Pernikahan, Ayah Mempelai Pria Polisikan Calon Menantu

Namun, ketegangan mulai muncul di malam pertama pernikahan.

Saat itu, Le menanyakan gaji suaminya, dan Jiang dengan jujur mengaku bahwa ia bekerja sebagai pegawai perusahaan dengan penghasilan bulanan 1.800 yuan atau sekitar Rp 8,9 juta.

Mendengar jawaban tersebut, Le tampak sangat terkejut dan langsung menolak untuk berhubungan intim dengan alasan merasa tidak enak badan.

Tiga hari setelah pernikahan, Le pergi dari rumah dengan dalih ingin mengunjungi keluarganya, namun sejak saat itu ia tak pernah kembali.

Setiap kali dihubungi, ia menolak untuk pulang dan bahkan menegaskan, bahwa ia ingin dibelikan rumah.

"Kalau kamu tidak bisa membelikan rumah untukku, bagaimana aku bisa kembali?" ucap Le.

Merasa tak ingin pernikahan mereka kandas, Jiang bahkan nekat pindah ke rumah mertuanya.

Namun usahanya tidak membuahkan hasil. Ia menemukan bahwa istrinya justru lebih sering tinggal di rumah paman dan bibinya dan menghindarinya secara terang-terangan.

Meski demikian, selama lebih dari satu tahun Jiang terus berusaha mempertahankan rumah tangga.

Ia mengirimkan uang secara rutin, bahkan memberikan angpao saat hari libur, dengan harapan hubungan mereka membaik. Sayangnya, Le tetap tidak menunjukkan niat untuk kembali.

Situasi makin rumit ketika tetangga mulai bergosip bahwa Jiang mungkin telah melakukan sesuatu yang tidak pantas sehingga membuat istrinya enggan tinggal bersama.

Tuduhan-tuduhan ini membuat Jiang tertekan secara emosional.

Puncaknya terjadi ketika Jiang mengetahui bahwa uang yang selama ini ia kirim telah digunakan Le untuk membeli mobil yang kemudian didaftarkan atas nama ayahnya.

Merasa ditipu dan dipermainkan, Jiang akhirnya memutuskan untuk berhenti berusaha memperbaiki hubungan dan mengajukan gugatan cerai.

“Ini bukan pernikahan, ini penipuan terang-terangan,” ujar Jiang kepada media lokal.

Kisah ini memicu perdebatan panas di dunia maya. Banyak warganet mengecam tindakan Le, namun ada pula yang mempertanyakan kondisi ekonomi Jiang sebagai suami.

Beberapa komentar menyebut bahwa pernikahan seharusnya dilandasi oleh kesiapan finansial, bukan sekadar desakan keluarga.

“Kalau memang peduli soal uang, kenapa harus tunggu sampai hari pernikahan dan merusak segalanya? Dia benar-benar keterlaluan,” tulis warganet.

“Kalau kamu tidak bisa hidup dengan gaji 1.800 yuan, bagaimana kamu akan menghidupi orang lain? Ini memang kejam, tapi kenyataannya pernikahan akan menyulitkan istri dan anak kalau keuangannya tidak cukup,” tambah warganet lainnya.

“Apa pekerjaan pria ini sampai gajinya sekecil itu? Memang si istri matre, tapi sebagai pria, saya pun merasa gaji segitu sulit diterima,” komentar warganet.

“Sebenarnya banyak wanita yang menikah hanya demi uang dan kekayaan. Mereka percaya hanya uang yang akan bertahan seumur hidup,” tambah warganet lainnya.

(cr19/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan