Berita Viral

Janggalnya Kematian Juliana Marins, Keluarga Ragukan Hasil Autopsi di Bali, Soroti Pengelola Rinjani

Pemerintah Brasil melalui Advogado-Geral da União (AGU) telah menyatakan akan melakukan autopsi ulang secara sukarela.

Humas Kantor SAR Mataram dan IG resgatejulianamarins
PENDAKI BRASIL TEWAS -Proses evakuasi pendaki wanita asal Brasil, Juliana Marins (27), yang tewas saat mendaki di Gunung Rinjani. Juliana Marins, yang tewas terjatuh mendaki Gunung Rinjani, berhasil diangkat dari jurang kedalaman 600 meter, Rabu (25/6/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Keluarga Juliana Marins masih belum menerima kematian sang pendaki pasca jatuh dari Gunung Rinjani.

Meski sudah dilakukan otopsi di Bali, pihak keluarga akan melakukan otopsi lanjutan di Brasil.

Mereka meminta keadilan karena merasa ada yang janggal dari kematian Juliana Marins.

Mengutip Tribunnews.com, jenazah Juliana tiba di Bandara Internasional Guarulhos, Sao Paulo, pada Selasa, 1 Juli 2025. 

Pemerintah Brasil melalui Advogado-Geral da União (AGU) telah menyatakan akan melakukan autopsi ulang secara sukarela.

Autopsi dijadwalkan berlangsung maksimal enam jam setelah jenazah tiba di tanah air.

Proses dilakukan di Sao Paulo sebelum jenazah diterbangkan ke kampung halaman Juliana di Niterói.

PENDAKI RINJANI JATUH - (Kiri) Foto Juliana Marins yang diunduh di akun Instagram @resgatejulianamarins, pada Selasa (24/6/2025) dan (Kanan) Tangkapan layar video pendaki Rinjani jatuh, Sabtu (21/6/2025). Juliana ditemukan meninggal dunia setelah terjatuk ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok, NTB
PENDAKI RINJANI JATUH - (Kiri) Foto Juliana Marins yang diunduh di akun Instagram @resgatejulianamarins, pada Selasa (24/6/2025) dan (Kanan) Tangkapan layar video pendaki Rinjani jatuh, Sabtu (21/6/2025). Juliana ditemukan meninggal dunia setelah terjatuk ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani di Lombok, NTB (Kolase: Instagram @resgatejulianamarins dan TribunLombok.com/Istimewa)

Glaucio de Lima e Castro, Jaksa Wilayah II Brasil, menyatakan bahwa pemerintah federal mengawal kasus ini secara ketat.

“Kami ingin memastikan permintaan keluarga dapat dijalankan dengan cepat dan efisien,” ujarnya.

Rapat koordinasi virtual antara AGU, Defensoria Pública da União (DPU), dan perwakilan negara bagian Rio de Janeiro digelar untuk menentukan lokasi dan rincian teknis proses autopsi.

Ibunda Juliana, Estela Marins, dalam wawancara emosional dengan program Fantástico dari TV Globo, menyebut bahwa kematian putrinya bukan sekadar kecelakaan biasa. 

Sementara sang ayah, Manoel Marins, memaparkan kronologi yang membuat keluarga semakin yakin bahwa terdapat unsur kelalaian berat.

Menurutnya, sang pemandu meninggalkan Juliana sendirian di jalur pendakian setelah ia mengeluh kelelahan.

“Dia ditinggal hanya karena pemandunya ingin merokok. Untuk merokok! Saat kembali, putri saya sudah hilang dari pandangan,” tegas Manoel.

Menurut penuturan Manoel, kejadian bermula sekitar pukul 04.00 pagi. Juliana meminta istirahat karena merasa lelah.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved