Anomali Cuaca

Cuaca Dingin Musim Kemarau, Begini Penjelasan BMKG, Antisipasi 5 Penyakit Ini

Sejumlah wilayah mengalami cuaca dingin atau suhu dingin di musim kemarau. BMKG menyebut hal ini terjadi karena angin monson dari Australia.

Editor: Array A Argus
Pinterest/wikihow.com
KEDINGINAN- Ilustrasi seseorang yang mengalami kedinginan sambil mendekap kedua tangan di dada. 

"Fenomena suhu dingin ini tidak berkaitan dengan La Nina, tidak ada anomali iklim global," imbuhnya.

Tentara China berlatih di tengah cuaca dingin
ILUSTRASI- Tentara China berlatih di tengah cuaca dingin (ChinaDaily)

Suhu dingin berlangsung sampai kapan?

Di beberapa daerah, seperti Jakarta yang masih sesekali turun hujan, bisa dipastikan penyebab suhu dinginnya adalah karena pendinginan permukaan akibat hujan. 

"Sangat mungkin suhu dingin yang terjadi dipicu oleh hujan yang terjadi pada sore dan malam hari yang menyebabkan pendinginan permukaan (di wilayah yang terkena hujan)," ujarnya.

Menurut dia, suhu dingin yang terasa di sejumlah wilayah masih akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.

Baca juga: Mengenal Tangga Ternak Uang yang Lagi Viral di Media Sosial

"Suhu dingin ini sangat mungkin bakal berlangsung dalam beberapa waktu ke depan," kata dia.

Selama di suatu wilayah masih sesekali turun hujan, maka suhu dingin akan muncul.

"Beda-beda kan masing-masing wilayah. Kalau sudah tidak ada hujan di sore atau malam, maka fenomena suhu dinginnya tidak akan muncul," ujarnya.

Sedangkan dilansir dari Kompas.com (24/5/2025), Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan bahwa bediding terjadi ketika posisi Matahari berada di titik terjauh, yaitu 23,5 derajat Lintang Utara (LU).

Baca juga: Mengenal MV Wan Hai 503 yang Meledak di Lepas Pantai India, Seorang ABK WNI Dilaporkan Hilang

"Bediding terjadi ketika posisi Matahari berada jauh di 23,5 derajat LU. Posisi ini terjadi pada tanggal 21 Juni 2025," jelasnya.

Menurut Guswanto, fenomena bediding akan terjadi sepanjang musim kemarau, yaitu dari Juni hingga Agustus 2025.

Fenomena bediding umumnya terjadi di daerah selatan garis khatulistiwa, yaitu meliputi Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Bediding adalah fenomena ketika suhu pagi atau malam hari menjadi lebih dingin padahal telah memasuki musim kemarau.

Saat musim kemarau dengan cuaca dingin (fenomena yang di Indonesia dikenal sebagai bediding), beberapa penyakit yang bisa muncul atau kambuh antara lain:

Cuaca dingin dan kering memicu iritasi saluran pernapasan, sehingga batuk, pilek, flu, dan ISPA lebih mudah menyerang, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh rendah.

Udara dingin dan kering dapat memicu kekambuhan asma dan reaksi alergi seperti rhinitis alergi (pilek alergi), yang menyebabkan hidung tersumbat, bersin, dan gatal.

Virus penyebab flu dan pilek lebih mudah bertahan dan menyebar di udara dingin, sehingga risiko tertular meningkat meskipun musim kemarau.

Kulit yang sensitif bisa mengalami urtikaria (ruam gatal) dan eksim yang memburuk akibat suhu dingin dan kerin.

Meskipun lebih terkait dengan panas dan kebersihan, diare dan muntaber juga sering meningkat saat kemarau karena pasokan air bersih berkurang dan kebersihan menurun.

Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Suhu Dingin Tengah Menyelimuti Kota-kota di Indonesia, Berlangsung sampai Kapan?.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved