Berita Viral

EPHORUS HKBP Victor Tinambunan Sebut Danau Toba Seperti Tong Sampah hingga Singgung Keramba

Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan menyebut Danau Toba seperti tong sampah raksasa. 

|
TRIBUN MEDAN/MAURITS PARDOSI
Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan menyebut Danau Toba seperti tong sampah raksasa. 

Ia mengungkapkan keberadaan keramba membuat Danau Toba tercemar.

Sebab pakan yang ditabur mengendap ke dasar danau dan menimbulkan polusi di Danau Toba

"Danau Toba saya seringkali saya sebutkan, mungkin bisa digambarkan seperti tong sampah raksasa. Sekarang itu diperlakukan menjadi kumpulan dari limbah-limbah yang ada di dalamnya," kata Victor Tinambunan saat berbincang dengan Rhenald Kasali di Channel YouTube Prof Rhenald Kasali yang tayang 15 Juni 2025.

Menurut Victor limbah yang mencemari Danau Toba berasal dari banyak pihak dan berbagai hal, termasuk aktifitas di sekitar danau kaldera terbesar di dunia tersebut.

"Semua saya kira, tidak hanya satu orang. Tapi bisa pribadi, keluarga mungkin, dan kelompok masyarakat. Jadi kondisinya sedang memprihatinkanlah. Kalau kondisi fisik, sedang sakit dia," kata Victor.

Baca juga: Polsek Siantar Selatan Gencarkan Patroli Rutin Cegah 3C dan Premanisme

Baca juga: Pelaku Pencurian Sepeda Motor di Medan Area Ditangkap, Kaki Ditembak karena Berusaha Kabur

Hal ini kata Victor sangat menyedihkan mengingat Danau Toba adalah warisan dunia yang keindahannya tak tertandingi, serta dimana kawasan Geopark Kaldera Toba sudah diakui dan dinyatakan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark, badan PBB.

Rhenalda Kasali lalu menanyakan ke Pendeta Victor bahwa berdasar laporan World Bank, banyaknya keramba di Danau Toba menjadi salah satu penyebab terbesar kerusakan lingkungan dan pencemaran Danau Toba.

"Betul, karena kita juga menerima hasil studi dan laporan, karena keramba ini, ditumpahkan tiap hari pakan ikan, tidak dikonsumsi semua. Sehingga itu mengendap ke bawah, amonianya," kata Victor.

Dari sana menurut Victor ada saat-saat tertentu atau cuaca dan pemicu tertentu, endapan menjadi racun yang mematikan semua ikan di Danau Toba.

"Sedikitnya 3 kali ikan mati di Danau Toba, dimana setiap kejadian ikan mati hingga ratusan ton. Tiga kali itu sekitar dalam 10 tahun terakhir ini," kata Victor.

Baca juga: Pura-pura Kencing, Lalu Dorong Polisi untuk Kabur, Maling Motor di Parkiran Musala ini Meringis

Baca juga: Bobby Klaim Sumut Pemberi Kontribusi Terbesar di Sektor Pertanian Secara Nasional

Victor mengatakan kemampuan Danau Toba mengolah semua limbah yang ditampung karena terlalu banyak sudah tidak bisa lagi.

Karenanya ekologis Danau Toba ini harus diperhatikan dan diperbaiki lagi ke depannya.

Apalagi kata Victor, Unesco sudah memberi kartu kuning kepada Danau Toba agar diperbaiki dan dikembangkan dengan memberi waktu 2 tahun yang akan berakhir pada Juli 2024 ini.

Victor mengakui banyak masyarakat di sekitar Danau Toba yang hidup dari keramba-keramba yang ada di sana untuk budidaya ikan, namun berujung mencemari Danau Toba.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved