Sumut Terkini

Bareskrim dan Polda Sumut Ungkap Modus Perdagangan Orang ke Luar Negeri : Ditawari Jadi Artis

Padahal, mereka akan dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga, perkebunan hingga menjadi scammer atau modus penipuan online.

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Momen Bareskrim Polri dan Polda Sumut konferensi pers gabungan pengungkapan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Polda Sumut, Kamis (19/6/2025). Polisi mengungkap, para pekerja migran juga menjadi kurir narkoba dari Malaysia ke Indonesia ketika kembali pulang. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Direktorat Tindak Pidana Perdagangan Perempuan dan Anak (PPA) Tindak Pidana Perdagangan Orang (PPO) Bareskrim Polri mengungkap modus-modus perdagangan manusia di Indonesia.

Dalam paparannya di Polda Sumut, Direktur Tindak Pidana Perdagangan Perempuan dan Anak (PPA) Tindak Pidana Perdagangan Orang (PPO) Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Nurul Azizah mengatakan, beberapa modusnya ialah diimingi menjadi artis di luar negeri.

Kemudian, ada juga penipuan melalui program magang kerja luar negeri, rekrut melalui media sosial, kawin kontrak, jebakan utang, duta seni dan gengsi 

Padahal, mereka akan dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga, perkebunan hingga menjadi scammer atau modus penipuan online.

Brigjen Nurul Azizah mengatakan, beberapa negara pengiriman pekerja migran Indonesia diantaranya Malaysia, Myanmar Thailand, Suriah, Dubai dan Korea Selatan.

"Jadi, kalau bekerja di luar negeri itu ada gengsi tersendiri. Kemudian, menggunakan orang dekat dalam rekrutmen dan kemudian dengan cara penipuan diantaranya audisi mau dijadikan artis,"kata Brigjen Nurul Azizah di Polda Sumut, Kamis (19/6/2025).

Nurul mengungkap negara hadir melindungi pekerja migran Indonesia melalui satgas kordinasi penegakan hukum, desk perlindungan pekerja migran Indonesia.

Desk yang dibentuk sejak awal tahun 2025 menjamin hak dan keamanan warga Indonesia yang bekerja di luar negeri.

Selama 6 bulan, sejak Januari hingga Juni 2025, Bareskrim Polri bekerjasama dengan Polda di seluruh Indonesia menangani 189 kasus perdagangan manusia dengan total tersangka 238 orang.

Jumlah korbannya mencapai 546 korban dengan rincian perempuan dewasa 260, anak perempuan 45, laki-laki dewasa 228 , dan anak laki-laki 23 orang.

Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Jawa Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Sumatera Utara. 

Untuk negara tujuan diantaranya Malaysia, Myanmar Thailand, Suriah, Dubai dan Korea Selatan.

"Ini menunjukkan bahwa kejahatan ini nyata, masif dan terus melingkar kelompok paling rentan di negeri ini. Untuk rekap pengungkapan kasus di tahun 2025, total dari laporan Polisi berjumlah 189 laporan, tersangka 238 orang, dan korban 546 jiwa."

Mengenai penanganan pengiriman pekerja migran Indonesia secara ilegal, Kepolisian mengakui masih lemah.

Sebab, para pekerja biasanya dikirim melalui jalur laut menggunakan kapal ikan, dan kapal cepat lewat pelabuhan tikus.

Sehingga masyarakat diimbau lebih waspada jika menerima tawaran bekerja di luar negeri.

Warga diminta jeli terhadap siapa yang memberi kerja, administrasi dan sebagainya.

"Masyarakat harus lebih kritis terhadap keabsahan perusahaan, soal penempatan harus disertai dengan kontrak kerja sehingga masyarakat bisa terlindung dari hak Anda sebagai pekerja migran," katanya.

Pekerja Migran Ilegal Sekaligus Jadi Kurir Narkoba

Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut Kombes Jean Calvijn Simanjuntak mengatakan ada modus baru pengiriman narkoba dari Malaysia ke Indonesia.

Baru-baru ini, pihaknya 3 kali mengungkap dan menangkap pekerja migran Indonesia yang kembali ke Indonesia sambil membawa narkoba.

Jumlahnya beragam dengan total pengungkapan sabu seberat 12,5 Kilogram pada tahun 2024 sampai dengan tahun 2025.

Yang pertama ada 2 Kilogram, kedua 3 kilogram dan ketiga 7,5 kilogram.

Modusnya, setelah berangkat ke Malaysia dan akan kembali, para pekerja migran Indonesia ilegal bertemu dengan bandar narkoba.

Mereka dijanjikan upah puluhan juta, jika berhasil mengirim narkoba jenis sabu-sabu.

"Bagaimana keterkaitan dengan pekerja Indonesia dengan kurir narkoba, bahwa sebelum barang bukti narkoba dibawa ke Indonesia, mereka sudah ada pertemuan untuk membahas terkait pengiriman barang tersebut,"kata Dirresnarkoba Polda Sumut Kombes Jean Calvijn Simanjuntak, Kamis (19/6/2025).

Mengenai pekera migran ilegal juga sebagai kurir narkoba, Kombes Jean Calvijn bekerjasama dengan direktorat reserse kriminal umum yang menangani pekerja migran.

Sehingga baru-baru ini kolaborasi yang dilakukan berhasil menangkap kurir narkoba, sekaligus pekerja migran.

"Baru-baru ini, Direktorat narkoba Polda Sumatera Utara, berkoordinasi dengan Direktorat reserse kriminal umum Polda Sumut berhasil mengungkap satu kasus penyelundupan narkoba."

(Cr25/Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved