VIDEO

Aktivitas Galian C di Desa Siboruon Berhenti, Begini Kondisi di Lapangan

Amatan Tribun Medan di lokasi, hasil galian C yang belum sempat dipindahkan dari lokasi masih berada di pinggir jalan.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Satia

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Aktivitas galian C di Desa Siboruon akhirnya berhenti setelah masyarakat Sibuntuon menyoal dampak galian tersebut. 

Amatan Tribun Medan di lokasi, hasil galian C yang belum sempat dipindahkan dari lokasi masih berada di pinggir jalan.

 Hal ini juga memungkinkan menghasilkan lumpur bila hujan turun.

Masyarakat Sibuntuon menyebutkan dampak aktivitas galian C merusak pipa penyaluranair bersih di kawasan tersebut. Pasalnya, hasil galian C dari Desa Sioruon diangkut melalui Desa Sibuntuon.

Selain itu, galian C tersebut berdampak bagi kesehatan warga sekitar, hasil galian yang diangkut dengan truk menebarkan abu.

Kades Sibuntuon Ronald Siahaan menyampaikan, aktivitas galian C berpengaruh terhadap masyarakat sekitar, termasuk kenyamanan anak-anak di kawasan tersebut saat melintas. Beberapa hari lalu, masyarakat bersama pihak BPD Sibuntuon telah memutuskan, aktivitas galian C mesti diberhentikan.

"Setelah masyarat desa kita menyuarakan dampak aktivitas galian C melalui media sosial, hal ini menjadi perhatian serius bagi stakeholder terkait. Minggu lalu, kita sudah lakukan rapat bersama BPD dan menyurati kami pemerintah desa," terang Ronald Siahaan saat berada di Desa Sibuntuon, Senin (16/6/2025).

Hasil kpeutusan tersebut ternyata disampaikan oleh kades ke tingkat yang lebih tinggi, yakni Pemkab Toba, termasuk juga ke Polres Toba.

"Surat tersebut kami teruskan ke Pemkab Toba dan juga Polres Toba. Sejak saat itu, aktivitas galian C di Siboruon terhenti. Selain itu, kita juga sudah menyampaikan surat imbauan kepada pengusaha," lanjutnya.

Alhasil seluruh alat berat yang berada di lokasi galian tersebut telah dibawa kembali. Dan saat ini, sisa galian tersebut masih berada di lokasi.

"Sejak kejadian tersebut, pengusaha telah membawa keluar seluruh alat berat yang ada di lokasi galian C. Dalam kesepakatan masyarakat, pengusaha harus terlebih dahulu membayar ganti rugi terkait pipanisasi yang rusak akibat akitivitas galian C tersebut," lanjutnya.

"Saat ini, aktivitas tersebut telah berhenti total. Terkait pipanisasi sudah beres dan merupakan hasil gotong-royong," lanjutnya.

Terkait keluhan masyarakat soal penyaluran air bersih, kini sudah kembali normal.

"Air bersih sudah dapat kembali normal mengalir ke rumah masing-masing warga," terangnya.

"Bila ingin melakukan penambangan, pengusaha dan masyarakat harus duduk bersama dulu. Artinya, kita mesti memikirkan apa dampak adanya galian C yang beroperasi," pungkasnya. (cr3/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved