PDI Perjuangan Sumut

Sapi Kurban Rapidin Untuk Umat Islam Batak di Samosir: Kami Terharu, dan Merasa Dispesialkan

Masjid Al-Ikhwan berdiri teduh di antara rumah-rumah adat Batak, menegaskan bahwa perbedaan iman tak pernah jadi penghalang untuk hidup berdampingan.

|
Editor: Arjuna Bakkara
Arjuna Bakkara
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Drs. Rapidin Simbolon, menyerahkan seekor sapi kurban kepada perwakilan umat Islam, Bachtiar Sitohang, di halaman Masjid Al-Ikhwan, Desa Janji Martahan, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Jumat (6/6/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM, SAMOSIR-Pagi masih muda ketika angin menyapu pelan perbukitan kaldera purba di balik Danau Toba, Sabtu (9/6/2025).

Di Desa Janji Martahan, Kecamatan Harian, kabut tipis menggantung di sela lembah.

Masjid Al-Ikhwan berdiri teduh di antara rumah-rumah adat Batak, menegaskan bahwa perbedaan iman tak pernah jadi penghalang untuk hidup berdampingan.

Hari itu, Jumat 6 Juni 2025, halaman masjid tampak semarak. Seekor sapi kurban ditambatkan di sisi bangunan sederhana berlantai semen.

Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara yang juga anggota Komisi XIII DPR RI Drs. Rapidin Simbolon, datang bersama istrinya, Sorta Ertaty Siahaan, untuk menyerahkan langsung hewan kurban kepada umat Islam di Kecamatan Harian sekaligus menutup rangkaian safari Idul Adha yang telah menjelajahi 11 kabupaten di Sumut.

Di hadapan jamaah masjid, Bachtiar Sitohang, mewakili umat Islam setempat, menyampaikan ucapan yang lebih menyerupai testimoni hati. Suaranya berat namun jernih.

"Kami sebagai masyarakat Batak yang beragama Islam, hidup sebagai minoritas di tanah kelahiran sendiri, kerap merasa seperti titik kecil di tengah samudra," ujarnya.

“Tapi kehadiran Bapak Rapidin baik saat menjadi bupati dulu, maupun sekarang sebagai anggota DPR selalu membuat kami merasa dilihat. Dihargai. Diperhatikan,"tambahnya lagi.

Ia menegaskan bahwa kunjungan ini bukan kunjungan basa-basi, dan bukan kali pertama.

“Dari dulu, bapak tidak pernah lupa dengan kami. Bahkan saat jabatan sudah selesai, perhatian itu tidak surut. Itu yang membuat kami merasa istimewa. Ada rasa diangkat martabatnya,"katanya mengisahkan.

Wajah wajah jamaah menyimpan haru. Bagi mereka, perhatian seperti ini bukan sekadar simbol politik, melainkan pengakuan atas keberadaan mereka sebagai bagian tak terpisahkan dari tanah Batak.

“Kami mendoakan semoga setiap niat dan langkah Bapak dan Ibu selalu dalam lindungan Tuhan. Dan percayalah, nama Bapak sudah ada di hati masyarakat di sini,"kata Bachtiar.

Rapidin, dalam sambutannya, merespons dengan nada merendah tapi penuh tekad. “Saya datang bukan untuk pencitraan. Tapi untuk menyambung silaturahmi yang memang sudah lama terjalin. Bagi saya, bisa hadir di tengah-tengah umat apapun agamanya adalah bagian dari kebahagiaan hidup,” katanya.

Ia lalu mengaitkan langkahnya dengan falsafah politik yang ditanamkan Bung Karno. “Bung Karno pernah bilang, ‘Tuhan berada di gubuk reot.’ Artinya, pengabdian yang sesungguhnya adalah ketika kita hadir bagi mereka yang paling sering dilupakan. Itu yang kami jalankan dalam partai, dalam safari kurban ini. Bukan hanya menyerahkan sapi, tapi juga hadir, menyapa, menyimak,” ujar Rapidin.

Ia menyebut, sebanyak 100 ekor sapi kurban tahun ini dibagikan oleh DPD PDI Perjuangan Sumut ke berbagai pelosok, dari Batubara hingga Tapanuli bagian Selatan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved