Berita Intenasional

Liciknya Israel, Ketahuan Diam-diam Persenjatai Geng Kriminal, Tujuannya Hadapi Hamas di Gaza

Adapun geng kriminal yang dimaksud  yakni kelompok "Anti-Terror Service" yang dipimpin oleh Yasser Abu Shabab.

HO
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu 

Menanggapi tuduhan ini, Kantor Perdana Menteri tidak secara langsung membantah.

Mereka hanya menyampaikan, "Israel bertindak untuk mengalahkan Hamas dengan berbagai cara, atas rekomendasi semua kepala lembaga keamanan."

Meski begitu, strategi kontroversial ini mendapat kecaman dari beberapa pihak karena dapat memperparah kekacauan di Gaza, menimbulkan pelanggaran kemanusiaan, dan memperburuk kondisi rakyat sipil.

Termasuk risiko penjarahan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga Gaza.

Adapun salah satu tokoh yang mengecam tindakan Netanyahu ini yakni Pemimpin oposisi, Yair Lapid.

Lapid dengan tegas mengkritik langkah pemerintah PM Netanyahu atas keputusannya mempersenjatai Abu Shabab.

"Setelah Netanyahu berhenti memberikan jutaan dolar kepada Hamas, dia beralih memberikan senjata kepada organisasi yang dekat dengan ISIS di Gaza, semuanya spontan, semuanya tanpa perencanaan strategis, semuanya mengarah pada lebih banyak bencana," kritik Lapid di X.

Lebih jauh, PBB mengutuk keras segala bentuk kekerasan dan penyalahgunaan bantuan kemanusiaan, serta meminta Israel dan kelompok bersenjata di Gaza untuk menghentikan tindakan yang memperparah penderitaan rakyat.

Organisasi ini juga mendesak komunitas internasional untuk meningkatkan tekanan agar akses bantuan dapat berjalan tanpa gangguan.

Siapa Geng Kriminal Pimpinan Abu Shabab?

Geng kriminal yang dipimpin oleh Yasser Abu Shabab di Gaza dikenal dengan nama "Anti-Terror Service" atau "Fuerzas Populares".

Kelompok ini muncul sebagai oposisi terhadap Hamas di wilayah selatan Gaza, khususnya di Rafah.

Yasser Abu Shabab sendiri adalah seorang Bedouin dari suku Tarabin yang sebelumnya dipenjara oleh Hamas atas tuduhan aktivitas kriminal.

Setelah dibebaskan, ia memimpin kelompok bersenjata yang awalnya terlibat dalam penjarahan bantuan kemanusiaan.

Kelompok ini kemudian mengklaim diri sebagai pelindung warga sipil dan distribusi bantuan, namun pada kenyataannya kelompok ini kerap terlibat dalam penjarahan truk bantuan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved