CAMAT Perempuan Pertama dan Non Muslim di Jawa Barat, Inilah Sosok Christine Desima Arthauli Tobing

TRIBUN-MEDAN.COM - Sosok Christine Desima Arthauli Tobing (36) merupakan lulusan Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) tahun 2009.

Christine Desima Arthauli Tobing menjadi sorotan setelah dipercayakan menjabat Camat Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

Christine Desima Arthauli Tobing membuka sejarah baru yang menjadi satu-satunya camat perempuan dan non muslim yang dilantik oleh Wali Kota Depok, Supian Suri, pada Senin (26/5/25) lalu.

Christine Desima Arthauli Tobing sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang di Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok.

Wali Kota Supian meyakini Christine mampu mengemban amanah yang diberikan dan melayani warga Kecamatan Sukmajaya dengan baik.

“Kami meyakini Bu Christine akan bisa beradaptasi dan tidak akan kalah karena saya tahu masyarakat Depok adalah masyarakat yang modern dan maju,”ujar Wali Kota Supian.

“Jadi tidak lagi hanya gara-gara minoritas orang tidak dapat kesempatan untuk melayani warga, sehingga kami yakin dan percaya Bu Christine akan cepat beradaptasi dan maksimal melayani warga Sukmajaya,” sambungnya.

Supian Suri juga menegaskan bahwa keberagaman bukan penghalang dalam pelayanan publik yang lebih baik.

Apalagi kata Supian, Christine sebagai alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) yang saat ini berubah nama menjadi IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri), diyakini akan lebih baik dalam pelayanan publik Kecamatan Sukmajaya.

Baca juga: GEGARA Ijazah Jokowi, Sasaran Rismon Jadi Merembes ke Tito Karnavian, Krishna Murti, hingga Hercules

Baca juga: ALASAN Refly Harun Tidak Percaya Hasil Survei 66,9 Persen Masyarakat Percaya Ijazah Jokowi Asli

Lantas bagaimana tanggapan Christine?

Christine yang merupakan alumni STPDN atau IPDN, mengaku siap ditempatkan di mana saja demi mengabdi kepada masyarakat.

Christine juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan pimpinan kepadanya untuk mengkoordinir wilayah Kecamatan Sukmajaya. 

Alumnus IPDN 2009 ini menyadari, dirinya memiliki kekurangan dan perbedaan, namun dia menegaskan akan fokus pada persamaan.

“Jadi saya akan banyak blusukan turun ke bawah menyamakan persepsi dari para lurah di wilayah mengenai permasalahan apa yang perlu disolusikan di Kecamatan Sukmajaya. Lebih khusus lagi bagaimana menjadikan Sukmajaya memiliki magnet bagi warganya dan khususnya Kota Depok,”katanya dikutip dari Wartakotalive.com.

Meski dirinya yang merupakan non muslim, Christine menegaskan bahwa yang harusnya dikedepankan adalah persamaan.