3 Pencuri Kursi, Speaker, dan Terpal di Sekolah Ditangkap Polres Padangsidimpuan

TRIBUN-MEDAN.COM, PADANGSIDIMPUAN-Ada yang tak biasa di SDN 200106 Padangsidimpuan. Bukan karena anak-anak lupa PR atau guru lupa absen, tapi karena 21 kursi, satu speaker aktif, tangga aluminium, dan bahkan terpal biru sekolah, tiba-tiba menghilang dari ruang guru dan kepala sekolah.

Pintu ruangannya pun rusak parah, diduga kuat akibat dicongkel.

Tapi tenang, Satreskrim Polres Padangsidimpuan tak tinggal diam.

Secepat siswa mengerjakan ulangan open book, tim Resmob bergerak dan berhasil menangkap tiga tersangka pada Sabtu pagi, 24 Mei 2025, pukul 07.45 WIB.

Ketiga tersangka diketahui adalah Sahril Lubis (28), Ryan Riski (25), dan Iskandar (42), yang seluruhnya berdomisili di Kampung Teleng, Jalan Prof. M. Yamin, Kecamatan Padangsidimpuan Utara.

Ketiganya saat ini diketahui berstatus pengangguran aktif, setidaknya sampai mereka “dipekerjakan” oleh proses hukum.

“Kerja keras tim membuahkan hasil. Tersangka berhasil diamankan dan sebagian barang bukti sudah kita temukan,” ujar Kapolres Padangsidimpuan, AKBP Dr. Wira Prayatna, SH, SIK, MH, dalam keterangannya.

Barang bukti yang berhasil disita antara lain 1 kursi biru dan 10 kursi kuning. Sisanya masih dalam pengejaran — mungkin tengah “bersembunyi” di gudang atau pasar loak.

Kepala sekolah, Juli Dalimunthe, sempat dibuat pusing bukan karena rapat dinas, tapi oleh kehilangan total Rp11.833.200.

Kasus ini langsung dilaporkan ke pihak berwajib dengan LP/B/219/V/2025/SPKT/Polres Padangsidimpuan.

Kini proses penyidikan sedang berjalan, termasuk pemeriksaan saksi dan pelimpahan berkas ke kejaksaan. AKBP Wira juga memberi apresiasi tinggi pada jajaran Satreskrim yang sigap mengungkap kasus ini.

“Semoga ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk waspada. Dan buat para pelaku kejahatan, ingat: kursi yang kalian curi mungkin empuk, tapi kursi pesakitan jauh dari nyaman,” tambah Kapolres, sambil tersenyum kecut.

Polres Padangsidimpuan mengimbau masyarakat untuk terus aktif menjaga keamanan lingkungan dan segera melapor jika melihat aktivitas mencurigakan.

Sebab, yang tahu pertama biasanya bukan polisi  tapi warga sekitar yang curiga kenapa tetangganya tiba-tiba punya 21 kursi baru.(Jun-tribun-medan.com).