Berita Viral

Jawaban Dedi Mulyadi, Ditanya Sumber Uang saat Bikin Konten: Memang Selalu Ditanya, Dipermasalahkan

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi akhirnya buka suara soal sumber uang yang ia bagikan saat membantu warga lewat kontennya.

KDM Channel
PENGAKUAN SISWI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kaget dengan pengakuan seorang siswi SMA yang mengaku sudah sering pesta miras. 

TRIBUN-MEDAN.com - Gubernur Jabar Dedi Mulyadi akhirnya buka suara soal sumber uang yang ia bagikan saat membantu warga lewat kontennya.

Pernyataan itu ia sampaikan saat memimpin upacara Hari Kebangkitan Nasional di Gedung Sate, Selasa (20/5/2025).

Dalam momen tersebut, ia kembali membuat gebrakan mengumumkan pemberian bonus senilai Rp25 juta kepada setiap petugas upacara peringatan HUT RI mendatang.

Petugas yang dimaksud merupakan siswa program Sekolah Kebangsaan di Dodik Lembang.

Tak hanya mereka, Dedi juga memastikan bahwa petugas lain pun akan mendapat bonus yang sama.

Namun perhatian publik justru kembali tertuju pada satu hal: dari mana uang sebanyak itu berasal?

Dengan santai dan tanpa ragu, Dedi menjawab pertanyaan tersebut.

"Nanti ditanya lagi, 'Itu duit dari mana?' Ladang ngonten!" kata Dedi di hadapan para peserta upacara, disambut tawa meriah.

TUNJUK WARGA - Warga di Depok keceplosan memanggil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan sebutan 'Pak Presiden.' Dedi merespons tegas sambil nunjuk-nunjuk warga tersebut.
TUNJUK WARGA - Warga di Depok keceplosan memanggil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan sebutan 'Pak Presiden.' Dedi merespons tegas sambil nunjuk-nunjuk warga tersebut. (YouTube Dedi Mulyadi)

Dedi menjelaskan bahwa uang yang ia bagikan selama ini bukan berasal dari anggaran pemerintah, melainkan dari hasil konten-konten yang ia buat di media sosial.

"Saya selalu ditanya, 'Pak Dedi, duitnya dari mana? Ngonten?' Habis itu dipermasalahin lagi," ujarnya.

Bagi Dedi, menyandang gelar sebagai "Gubernur Konten" bukanlah hal yang memalukan. Justru ia merasa lebih bermanfaat karena hasil dari kontennya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

"Gubernur konten lebih baik, punya duit diberikan kepada rakyat, daripada 'gubernur molor'," tegasnya.

Ia bahkan menyindir gaya kepemimpinan yang hanya sibuk dengan agenda protokoler dan perjalanan luar negeri.

"Daripada 'gubernur tidur', 'gubernur protokoler', 'gubernur ingin dihargai', 'gubernur menghabiskan anggaran jalan-jalan ke luar negeri', teu hayang teuing (tidak mau)," kata Dedi.

Pernyataan itu menjadi penegasan bahwa Dedi memilih jalur berbeda dalam menjalankan tugas publiknya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved