Karo Terkini

Kronologi Kepala Sekolah di Karo Dinonaktifkan Gegara Bikin Video Viral saat Banjir di SD Tiga Jumpa

Kisruh adanya dugaan pencopotan Kepala Sekolah SDN 050417 Tiga Jumpa, Kecamatan Barusjahe, menuai banyak polemik di kalangan masyarakat.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Abdan Syakuro

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Kisruh adanya dugaan pencopotan Kepala Sekolah SDN 050417 Tiga Jumpa, Kecamatan Barusjahe, menuai banyak polemik di kalangan masyarakat.

Pasalnya, isu yang berkembang saat ini di masyarakat Kepala Sekolah tersebut yakni Tanti Nilawati, dicopot dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah tanpa adanya pertimbangan dari pihak Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Karo.

Saat dikonfirmasi langsung ke pihak Disdik, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karo Anderiasta Tarigan menjelaskan jika isu yang berkembang di masyarakat saat ini tidak benar adanya.

Ia menjelaskan tindakan yang diberikan oleh Disdik kepala Tanti Nilawati sudah melalui beberapa proses semenjak viralnya video yang diduga jadi latar belakang Tanti diberikan tindakan tegas dari Disdik.

"Bukan dicopot, tapi dinonaktifkan. Tindakan yang kita berikan juga sudah melalui beberapa proses yang langsung kita sampaikan kepada yang bersangkutan," ujar Anderiasta, Selasa (20/5/2025).

Dijelaskan Anderiasta, sebelum akhirnya Tanti dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah pihaknya telah memanggil Tanti bersama tiga orang tenaga pengajar di sekolah tersebut setelah video keempatnya viral.

Diketahui, latar belakang kasus ini diduga karena keempat tenaga pengajar di sekolah tersebut yang membuat video di tengah genangan banjir di halaman sekolah pada pertengahan bulan April lalu.

Setelah video tersebut viral, Anderiasta menjelaskan pihaknya langsung memanggil pihak yang terlibat di dalam video tersebut.

Selanjutnya, pihaknya memberikan tindakan berupa teguran lisan agar hal tersebut tidak kembali dilakukan karena dianggap dapat membuat gaduh di masyarakat.

Terlebih, dikatakannya saat ini Pemkab Karo dan seluruh jajaran OPD sedang menggalakkan pembenahan lingkungan.

Sehingga apa yang dibuat oleh keempatnya dengan bergoyang di tengah genangan banjir bukan membuat solusi malah dapat menimbulkan spekulasi yang liar di masyarakat.

"Perlu kami jelaskan, pada saat kejadian di tanggal 15 April 2025, kita sudah memanggil beliau bersama teman-temannya dan kita berikan teguran lisan," ucapnya.

Setelah teguran lisan tersebut, dikatakan Anderiasta pihaknya meminta komitmen Tanti dan juga seluruh tenaga pendidik di sana untuk menangani banjir di sekolahnya.

Saat itu, Tanti bersama ketiga tenaga pendidik lainnya berkomitmen untuk membuat drainase dan langkah lainnya untuk menangani permasalahan tersebut.

"Dari hasil pertemuan itu, mereka berkomitmen untuk membuat drainase dan sumur resapan untuk menangani bajir itu. Karena memang di sekolah itu lokasinya cekungan, jadi air sering menggenang kalau hujan," katanya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved