Breaking News

Berita Viral

Disapa Pak Presiden, Niat Dedi Mulyadi Jadi Capres 2029, Apakah Bakal Diberi Izin Prabowo?

Di tengah aktivitas itu, muncul berbagai spekulasi bahwa Dedi tengah menyiapkan diri menuju Pilpres 2029.

YouTube Dedi Mulyadi
TUNJUK WARGA - Warga di Depok keceplosan memanggil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dengan sebutan 'Pak Presiden.' Dedi merespons tegas sambil nunjuk-nunjuk warga tersebut. 

TRIBUN-MEDAN.com - Dedi Mulyadi belakangan menjadi sorotan publik setelah kerap muncul di media sosial dengan berbagai kegiatan sosial.

Di tengah aktivitas itu, muncul berbagai spekulasi bahwa Dedi tengah menyiapkan diri menuju Pilpres 2029.

Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas’ud bahkan menjulukinya sebagai "Gubernur Konten" dalam rapat di DPR beberapa waktu lalu.

Popularitasnya di masyarakat pun kian terlihat ketika warga Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Kota Depok, mulai menyapanya dengan panggilan “Pak Presiden” saat kunjungannya pada Kamis (8/5/2025).

Kepala Bidang Komunikasi Publik DPP GRIB Jaya, Razman Arif Nasution, mengungkapkan kecurigaannya atas manuver politik Dedi. Dalam sebuah tayangan di YouTube Garuda TV pada 28 April 2025, Razman menyebut:

"Kang Dedi ini terlalu maju, jangan-jangan mau maju jadi calon presiden. Mohon maaf, saya lihat dia masuk gorong-gorong, masuk sungai, takut saya hanyut," ungkap Razman.

Sebelumnya, GRIB Jaya juga sempat mengkritik langkah Dedi yang menyambangi Polresta Depok untuk mengonfirmasi kasus pembakaran mobil polisi yang melibatkan oknum ormas mereka.

Sementara itu, pengamat politik dari UIN Jakarta, Burhanuddin Muhtadi, menilai Dedi Mulyadi sebagai kepala daerah paling populer saat ini, meskipun ia mengingatkan bahwa hal tersebut masih perlu dikonfirmasi dengan data survei.

Dalam program On Point with Adisty di YouTube Kompas TV, Sabtu (10/5/2025), Burhanuddin menjelaskan bahwa secara normatif, peluang Dedi untuk maju dalam Pilpres 2029 terbuka lebar.

"Poin saya adalah ini aturan normatif pertama yang membuka peluang buat siapapun termasuk buat partai yang punya jagoan sendiri," kata Burhan.

Namun, ia juga menyinggung posisi Dedi sebagai kader Partai Gerindra yang kini telah menetapkan dukungan permanen kepada Prabowo Subianto.

"Pertanyaannya adalah Gerindra apakah ikhlas kalau misalnya ada kadernya yang maju melalui partai lain, ya pasti tidak ikhlas. Ya tetapi lagi-lagi konteks sekarang kan masih jauh, dan Gerindra sudah mengunci kan melalui koalisi permanen," lanjutnya.

Menurut Burhan, kemungkinan Dedi Mulyadi maju juga akan dipengaruhi oleh dinamika politik ke depan, terutama mulai tahun 2027, saat partai-partai biasanya mulai bermanuver

"Artinya untuk seorang KDM (Kang Dedi Mulyadi) ya ini juga sekaligus uji loyalitas. Kalau misalnya ada partai yang coba merayu seorang KDM dia tergoda atau tidak nih."

Meski demikian, Burhan menyatakan bahwa sejauh ini belum ada data survei publik yang menunjukkan seberapa besar elektabilitas Dedi Mulyadi

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved