Berita Viral

Rasa Curiga Orangtua Nilai Rapor Anaknya Jeblok, Lapor Polisi Ternyata Dilecehkan Abang Kelasnya

Seorang siswi kelas 10 di sebuah SMA Swasta di Ciputat, Tangerang Selatan, membuat orang tuanya penasaran dan khawatir.

|
Instagram
Ilustrasi siswi SMA - Seorang siswi kelas 10 di sebuah SMA Swasta di Ciputat, Tangerang Selatan. Ternyata korban pelecehan abang kelas. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kecurigaan orang tua berawal dari nilai anaknya yang tak membaik selama beberapa waktu.

Orang tua tersebut merasa ada yang salah dengan sang anak sehingga berusaha mencari lebih jauh penyebabnya.

Seorang siswi kelas 10 di sebuah SMA Swasta di Ciputat, Tangerang Selatan, membuat orang tuanya penasaran dan khawatir.

Benar saja firasat orang tua tersebut, sang anak alami trauma mendalam.

Trauma mendalam dirasakan seorang siswi kelas 10 di sebuah SMA swasta di Ciputat, Tangerang Selatan.

Selain sikap sehari-harinya berubah, nilai sekolahnya juga mengalami penurunan signifikan.

Siswi tersebut diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh seniornya yang duduk di kelas 12. 

Pelecehan sudah berlangsung lama, yakni sejak Oktober 2024 hingga April 2025. 

Kasus baru terungkap saat korban mengalami perubahan perilaku mencolok, termasuk penurunan nilai akademik.

Ibu korban, Dewi (37), baru mengetahui peristiwa yang dialami putrinya pada awal Mei 2025 setelah anaknya menunjukkan tanda-tanda trauma dan tekanan psikologis.

Merasa tidak mendapat penanganan memadai dari sekolah, keluarga akhirnya melaporkan kasus ini ke Polres Tangerang Selatan dengan nomor TBL/B/954/V/2025/SPKT/PolresTangerangSelatan/Polda Metro Jaya.

“Saya tidak tahu anak saya mengalami pelecehan. Perubahan sikapnya baru kami sadari setelah melihat nilai rapornya anjlok,” ujar Dewi di Polres Tangsel, Rabu (7/5/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJateng.com, Jumat (9/5/2025).

Menurut kuasa hukum keluarga korban, Abdul Hamim Jauzie, bukti-bukti sudah diserahkan ke polisi, termasuk percakapan yang menunjukkan tekanan dari pelaku agar korban mengirimkan foto dan video.

Dalam satu kejadian terakhir, korban bahkan sampai mencari gambar dari internet karena tidak ingin mengirim gambar dirinya sendiri.

"Untuk kejadian terakhir di bulan April, korban bahkan mencari gambar dari internet karena tidak mau mengirimkan foto dirinya sendiri,” kata Hamim.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved