Berita Viral
Narapidana Tewas di Dalam Sel, Petugas yang Mengantar Surat Lalai dan Tak Lakukan Pengecekan
Seorang narapidana berusia 25 tahun ditemukan tewas di dalam sel 45 menit setelah menerima surat pemanggilan untuk sidang disipliner.
Penulis: Istiqomah Kaloko | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com - Seorang narapidana berusia 25 tahun ditemukan tewas di dalam sel 45 menit setelah menerima surat pemanggilan untuk sidang disipliner.
Laporan terbaru, narapidana tersebut tewas akibat serangkaian kelalaian yang dilakukan oleh staf penjara.
Dikutip dari Dailystar.co.uk Selasa (6/5/2025), menurut laporan yang dirilis oleh Ombudsman Kimberley Bingham, surat sidang disipliner yang dikirimkan kepada Petryszyn pada 15 April 2022 diselipkan begitu saja di bawah pintu selnya, tanpa adanya komunikasi langsung seperti yang diharuskan dalam prosedur resmi.
Petugas yang mengantarkan surat tersebut mengira Petryszyn dan teman selnya sedang tidur.
Namun, kurang dari satu jam kemudian, seorang petugas lain yang datang mengantarkan pesanan kantin menemukan Petryszyn sudah dalam keadaan terkulai di lantai.
Sementara itu, teman selnya duduk diam di tempat tidur dengan pandangan kosong. Upaya penyelamatan yang dilakukan saat itu gagal membangunkan Petryszyn. Ia dinyatakan meninggal dunia di lokasi.
Hasil pemeriksaan post-mortem mengungkap bahwa Petryszyn meninggal akibat menghirup zat psikoaktif berbahaya, termasuk narkoba jenis spice, serta adanya sejumlah zat terlarang lain di dalam tubuhnya seperti olanzapine, obat yang tidak diresepkan padanya dan mirtazapine, salah satu antidepresan yang memang sedang ia konsumsi.
Kombinasi obat-obatan tersebut meningkatkan risiko fatal yang seharusnya dapat dicegah.
Petugas medis penjara sebelumnya memang telah meresepkan fluoxetine untuk Petryszyn setelah ia melaporkan mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD) akibat trauma masa kecil.
Namun, laporan ombudsman mengkritik keras keputusan farmasi penjara yang meresepkan dua antidepresan mirtazapine dan fluoxetine secara bersamaan, yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis.
Petryszyn tengah menjalani hukuman tiga tahun sepuluh bulan atas kasus peredaran narkoba golongan A dan penyerangan terhadap seorang pria di luar klub malam di Swansea.
Pada 6 April 2022, staf penjara menemukan sebuah "daftar utang" di selnya, yang diduga berkaitan dengan aktivitas peredaran narkoba dalam penjara.
Seminggu kemudian, ia dipindahkan ke unit lain karena dianggap membahayakan narapidana lain.
Namun, laporan menyebut bahwa protokol penanganan narapidana berisiko tinggi tidak dijalankan dengan semestinya.
Lebih lanjut, ombudsman juga menyoroti lemahnya pengawasan terhadap peredaran narkoba dan perdagangan obat resep di dalam penjara.
| Awal Mula AKBP Basuki Panik Minta HP dan Laptop Nanda saat Propam Lakukan Penyelidikan |
|
|---|
| RKUHAP yang Baru Disahkan Berpotensi Langgar HAM, Rawan Disalahgunakan, Termasuk Upaya Paksa Aparat |
|
|---|
| CURHAT Terakhir Dosen Untag Sebelum Tewas, Akui AKBP Pacarnya Sudah Pisah Ranjang |
|
|---|
| Alasan Polda Metro Cegah Roy Suryo Cs ke Luar Negeri, Langsung Ditanggapi Tersangka |
|
|---|
| Dana BOS ke Mana? Nasib Guru Honorer di Lutra tak Digaji, Rasnal dan Muis Dituduh Ambil 11 Juta |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi_mayat.jpg)