Kecelakaan Bus ALS di Padang
Belum Dijemput Keluarga, Identitas 4 Korban Kecelakaan Bus ALS Dibawa RS Bhayangkara Padang
Kabar terkini, 4 dari 12 jenazah korban kecelakaan bus ALS akan dibawa ke RS Bhayangkara Padang,
9. Raomaida Sitanggang (74), Perempuan asal Simalungun (Sumut).
10. Etrick Gustaf Wenas (26), Laki-laki asal Jakarta.
11. Aryudi (38), Laki-laki asal Deli Serdang.
12. Atas Silaen (30), Laki-laki asal Toba (Sumut).
Istri Korban di Delisedang Syok
Aryudi (38) Warga Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang menjadi satu di antara 12 orang penumpang bus ALS yang dilaporkan tewas saat mengalami kecelakaan di Kota Padang Panjang Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025).
Aryudi tinggal di Gang Baru Jln Benteng Desa Bangun Sari.
Di sekitar kediamannya ia dikenal dengan panggilan Geleng.
Istrinya Sri Rahayu alias Butet (39) tampak begitu syok atas kepergian suaminya ini.
Air matanya tidak henti-hentinya menetes.
Sesekali ia menangis dalam rangkulan kakaknya.
Saking lunglainya, Butet bersender di lemari yang ada di area ruang tamu rumah kontrakannya.
"Belum bisa kasih komentar dia ya dik (kepada wartawan) karena kami ini pun baru dapat kabar sore ini. Belum tau apa-apa kami ini, keluarga masih datangi ke ALS (perusahaan oto bus) dulu cari informasi," ucap seorang perempuan yang mengaku kakak kandung Butet.
Rumah kontrakan almarhum tampak hanya semi permanen.
Saat itu ibu kandung Butet, para tetangga dan temannya memenuhi area rumahnya. Anaknya yang laki-laki dan masih berusia 6 tahun masih terdiam ketika dipangku oleh saudaranya.
Banyak pesan yang disampaikan para tetangga dan keluarga kepada Butet. Ia diminta untuk sabar menghadapi musibah ini.
"Sabar kau ya, sabar ya," ucap para tetangga.
Adik Butet, Khairil Anwar saat berbincang dengan Tribun Medan mengatakan kalau abang iparnya itu pergi dari rumah pada Senin (6/5/2025).
Disebut kalau kakaknya sempat mengantarkan ke loket ALS yang ada di Medan.
Setelah itu pada malam harinya korban sempat sempat berteleponan dan video call-an dengan istri dan anaknya.
"Tujuan abang ipar dari cerita kakak saya ini mau ke Jawa dekat Bekasi, mau kerja, merantau. Ada saudara di sana. Berangkat kemarin naik bus ALS jam 8 pagi. Sempat VC (video call) saat sudah sampai di Parapat dan di Sibolga," kata Khairil Anwar.
Ia mengaku dapat kabar musibah ini awal pertama kali saat masih kerja. Dari berita yang beredar korban tewas banyak yang posisinya di belakang sopir.
"Aku tiba tiba dapat berita dari handphone ada kecelakaan ALS. Keterangannya yang tewas di belakang sopir. Aku tau posisi dia (abang ipar-korban, red) itu memang di belakang sopir karena tadi malam sempat VC orang ini. Belum percaya apa iya (benar meninggal)," kata Khairil Anwar.
Ia mengaku setelah mendapat kabar kecelakaan ini, ia mewakili keluarga langsung berangkat ke loket ALS yang ada di Medan.
Di sana ia bertemu dengan Pimpinan ALS bernama Alwi.
"Iya, sudah dipastikan memang abang ipar saya (salah satu) korbannya. Jadi kata Pak Alwi mereka akan bertanggungjawab sampai dibawa ke sini. Data-data juga sudah dikirim dan orang Jasa Raharja juga sudah datang," ucap Khairil.
Sekira pukul 18.00 WIB, pihak keluarga membawa Butet dari rumah kontrakannya ke rumah orangtuanya yang ada di Gang Rambutan Desa Bangun Sari.
Rencananya jasad suaminya akan disemayamkan di rumah orangtuanya.
Ketika itu keluarga membopong Butet karena masih lemas dan syok untuk berjalan naik ke becak bermotor.
Ia dibawa bersama anaknya.
"Kalau anak kakakku satu orang, dan itu baru mau masuk SD tahun ini," kata Khairil.
(Tribunpadang/dra/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/KECELAKAAN-BUS-ALS-Petugas-gabungan-saat-melakukan-proses-evakuasi-t.jpg)