Berita Viral

Wanita Ditemukan Tewas di Rumah Mantan Kekasihnya, 9 Kali Lapor Polisi karena Diteror tapi Diabaikan

Seorang wanita muda ditemukan tewas dalam kondisi tinggal kerangka di rumah mantan kekasihnya setelah sempat dilaporkan hilang selama empat bulan.

eva.vn
WANITA TEWAS: Ilustrasi tewas. Wanita ditemukan tewas di rumah mantan kekasihnya setelah dikabarkan hilang selama 4 bulan, Mingu (4/5/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita muda ditemukan tewas dalam kondisi tinggal kerangka di rumah mantan kekasihnya setelah sempat dilaporkan hilang selama empat bulan.

Kasus ini memicu kemarahan publik setelah terungkap bahwa korban telah melapor ke polisi sebanyak sembilan kali terkait tindakan penguntitan dan pelecehan yang dialaminya, namun tidak mendapat perlindungan yang memadai.

Dikutip dari Sanook.com Minggu (4/5/2025), korban bernama Ayasaki Okazaki, asal Prefektur Kanagawa, Jepang.

Wanita berusia 20 tahu ini terakhir terlihat pada pagi hari tanggal 20 Desember tahun lalu saat meninggalkan rumah neneknya, tempat ia tinggal sementara.

Sejak saat itu, ia tidak lagi dapat dihubungi. Meskipun keluarga telah melaporkan kehilangan tersebut, polisi baru mulai melakukan pencarian secara resmi pada 30 April 2025.

Dalam penggeledahan di kediaman Hidemasa Shirai (27), mantan kekasih korban, yang berlokasi di Kota Kawasaki, aparat kepolisian menemukan sebuah tas berisi kerangka manusia yang dikonfirmasi sebagai jenazah Okazaki.

Tas tersebut disembunyikan di bawah lantai dapur dalam sebuah lemari penyimpanan.

Hasil autopsi menunjukkan bahwa jenazah korban sempat dibakar, meski tidak ditemukan tanda-tanda pembakaran di dalam rumah tersebut. Polisi menduga tubuh korban sempat dibakar di lokasi lain sebelum dipindahkan ke rumah Shirai.

Shirai sempat melarikan diri ke Amerika Serikat tak lama setelah kejadian. Namun, pada 3 Mei 2025, ia kembali ke Jepang dan langsung ditangkap oleh pihak kepolisian di Bandara Haneda, Tokyo.

Dalam interogasi awal, Shirai mengakui bahwa dialah yang membunuh Okazaki dan kemudian menyembunyikan jasadnya.

Ia secara resmi ditahan pada malam harinya atas tuduhan menyembunyikan jenazah secara ilegal, dan saat ini penyidikan lebih lanjut masih berlangsung untuk mengetahui motif dan kemungkinan pelanggaran hukum lainnya.

Menurut laporan media Jepang, korban telah melaporkan tindakan penguntitan yang dilakukan oleh Shirai sebanyak sembilan kali.

Namun, polisi tidak mengambil langkah hukum berdasarkan Undang-Undang Pencegahan Penguntitan, dengan alasan bahwa korban dianggap tidak menginginkan keterlibatan polisi lebih lanjut. Pernyataan ini ditentang keras oleh keluarga korban.

Ayah dari Okazaki, dalam wawancara dengan media lokal, menyatakan kekecewaannya terhadap aparat kepolisian.

“Saya sudah bilang berkali-kali untuk menangkap dia karena menguntit, tapi mereka hanya bilang tidak bisa karena anak saya tidak datang sendiri. Pada akhirnya, karena penguntitan itulah dia meninggal. Polisi tidak pernah konsisten antara kata dan tindakan. Ini benar-benar tidak masuk akal,” ujarnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved