Berita Viral

Ucapan Mardigu Wowiek, Soroti Hercules Ancam Dedi Mulyadi: 50 Juta Warga Jabar Gak Tinggal Diam

Wowiek seolah tak terima dengan ancaman seseumbar Hercules yang dilayangkan untuk Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Tribun Banten dan Instagram/GRIB Jaya
MARDIGU VS HERCULES - Mardigu Wowiek Prasantyo, Komut Bank BJB yang menanggapi ucapan Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB), Rosario de Marshall alias Hercules. Diketahui Hercules yang sesumbar mengancam akan mengerahkan puluhan ribu anggota ormas ke Gedung Sate jika Dedi Mulyadi mengusik GRIB. 

Ia juga sempat mengusulkan penciptaan mata uang alternatif bernama "Dinar" yang berbasis emas, dengan harapan memiliki nilai yang lebih stabil.

Selain sebagai pengusaha, Mardigu dikenal pula sebagai pengamat terorisme. Ia mengklaim pernah mewawancarai lebih dari 400 anggota jaringan teroris.

Tak hanya itu, dirinya juga pernah menyebut bahwa ia sempat menjadi staf ahli di sebuah kementerian pada periode 2014 hingga 2019.

Sebagai filantrop, Mardigu menjalankan program Rumah Yatim Indonesia yang menampung sekitar 1.000 santri. Ia merupakan anak seorang perwira Angkatan Udara, dan masa kecilnya dipenuhi dengan perpindahan dari satu kota ke kota lain mengikuti dinas sang ayah.

Julukan Sontoloyo

Julukan "Sontoloyo" yang melekat padanya berasal dari sang kakek, yang memiliki pesantren.

Sejak kecil, Mardigu dikenal kritis, bahkan sering melontarkan pertanyaan yang sulit dijawab sang kakek—yang kemudian menjulukinya "Sontoloyo" karena pertanyaannya yang nyeleneh.

Ketika duduk di bangku SD, Mardigu sempat tinggal di Palembang. Saat kelas 5, ia pindah ke Balikpapan, Kalimantan Timur, lalu berlanjut ke DKI Jakarta saat SMA.

Pendidikan tinggi ia tempuh di San Francisco State University, California, Amerika Serikat, dengan mengambil Jurusan Psikologi Bisnis.

Setelah menamatkan S1 dalam waktu sekitar empat tahun, ia melanjutkan ke jurusan Criminal Minds and Forensic Investigation, yang membahas tentang kejahatan dan penyelidikannya.

Tahun 2001, Mardigu pulang ke Indonesia dan sempat bertugas di salah satu lembaga militer tinggi. Namun, tak lama kemudian, ia harus melepas statusnya karena bidang keahliannya dianggap tak sejalan dengan institusi tersebut.

Ia kemudian fokus di dunia bisnis. Di awal kariernya, Mardigu sempat bekerja di perbankan. Tahun 1996, ia telah mendirikan sejumlah badan usaha, termasuk perusahaan money changer dan bisnis pengangkutan barang tambang di Kalimantan.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved