Berita Viral

Pasutri Bercerai setelah 6 Bulan Menikah, Tak Pernah Berhubungan Badan dan Tidur Terpisah

Seorang suami harus merelakan pernikahannya berakhir hanya dalam waktu enam bulan.

Penulis: Randy | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
SUAMI CERAIKAN ISTRI: Ilustrasi perceraian. Seorang suami ceraikan istrinya setelah enam bulan menikah tak pernah berhubungan badan. 

TRIBUN-MEDAN.com - Harapan membangun rumah tangga yang sakinah tak selalu berakhir indah.

Seorang suami harus merelakan pernikahannya berakhir hanya dalam waktu enam bulan.

Yang mengejutkan, selama pernikahan tersebut, ia mengaku tidak pernah sekalipun menjalani kehidupan sebagai suami istri secara utuh.

Dikutip dari Mstar.com, pria berusia 34 tahun itu mengungkap kisah rumah tangganya melalui sebuah unggahan di media sosial.

Dalam keterangan yang disampaikan, ia menyebutkan bahwa perpisahan terjadi atas permintaan sang istri yang berulang kali memintanya untuk berpisah.

“Mantan istri saya punya riwayat gangguan psikiatri. Beberapa bulan setelah menikah, dia sendiri yang berkali-kali meminta agar dilepaskan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sebelum menikah, proses penjajakan dan pertunangan dilakukan tanpa adanya paksaan dari pihak mana pun.

Sang istri kala itu menyatakan kesediaannya untuk menjalani kehidupan rumah tangga secara sukarela.

Penyebab perceraian juga disampaikan secara terbuka.

Menurut sang imam yang juga aktif sebagai jemaah tabligh ini, selama enam bulan menikah mereka tidak pernah melakukan hubungan suami istri dan bahkan tidur terpisah.

“Hakim memutuskan perceraian kami di bawah talak bain sughra karena sepanjang pernikahan kami tidak pernah melakukan hubungan badan. Segala bentuk ikhtiar telah kami coba – dari pengobatan tradisional, metode Islami, hingga medis,” jelasnya.

Sidang perceraian disebut berjalan singkat, hanya sekitar 10 menit. Pada hari yang sama, keduanya juga mendaftarkan perceraian di kantor urusan agama setempat.

Kini, setelah kembali menjalani hidup sebagai lajang, ia mengaku tetap membuka hati untuk menikah kembali di masa depan.

Ia berharap dapat dipertemukan dengan perempuan yang memiliki pemahaman agama dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup.

Mengambil pelajaran dari pengalaman pahit tersebut, keluarganya kini lebih selektif dalam menerima calon menantu. Beberapa syarat dasar pun mulai diberlakukan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved