Berita Viral

WACANA Dedi Mulyadi Beri Bansos Syarat Vasektomi Ditentang Komnas HAM: Pemaksaan KB Pelanggaran HAM

Wacana Dedi Mulyadi memberi bansos dengan syarat vasektomi atau KB pria ditentang Komnas HAM. 

YOUTUBE/Kang Dedi Mulyadi Channel
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengundang remaja yang mengkritik kebijakan larangan wisuda dan penggusuran di bantaran kali untuk berdiskusi mengenai kebijakannya.(YOUTUBE/Kang Dedi Mulyadi Channel) 

TRIBUN-MEDAN.com - Wacana Dedi Mulyadi memberi bansos dengan syarat vasektomi atau KB pria ditentang Komnas HAM

Wacana ini menjadi perbincangan para Komnas HAM

Pihak yang menolak, memandang KB vasektomi tanpa alasan-alasan yang dibolehkan dalam agama dilarang kecuali untuk alasan-alasan sakitdan sebagainya.

Ketua Komnas HAM RI Atnike Nova Sigiro memandang vasektomi atau apa yang dilakukan terhadap tubuh seseorang adalah bagian dari hak asasi manusia.

Sehingga menurutnya, hal seperti itu tidak dipertukarkan dengan bantuan sosial.

"Penghukuman saja enggak boleh, pidana dengan penghukuman badan yang seperti itu (vasektomi) tuh sebetulnya bagian yang ditentang di dalam diskursus hak asasi. Apalagi itu dipertukarkan dengan bantuan sosial atau itu otoritas tubuh ya. Pemaksaan KB aja itu kan pelanggaran HAM," ungkap Atnike di kantor Komnas HAM RI Jakarta Pusat pada Jumat (2/5/2025).

"Ya, sebaiknya jangan. Pak Gubernur, mohon jangan," lanjut Atnike.

Baca juga: Kebakaran Rumah Warga, Kompi 4 Batalyon C Sat Brimob Pulau Nias Polda Sumut Gerak Cepat Padamkan Api

Baca juga: Tidak Lagi Menerima Gaji dan di PHK, Honorer DPRD Cegat dan Ngadu ke Wakil Bupati Deli Serdang

Baca juga: Sosok Ketua Komisi 3 DPRD Medan, Salomo Pardede yang Terseret Kasus Dugaan Pemerasan

Diberitakan Tribunjabar.di sebelumnya, Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat fraksi PKS, Siti Muntamah mendukung gebrakan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi yang mensyaratkan Keluarga Berencana (KB) bagi setiap penerima bantuan pemerintah.

Selama ini, kata dia, pertumbuhan manusia di Jabar relatif tinggi.

Namun demikian, terdapat sejumlah catatan mulai dari angka kematian ibu dan anak, kemiskinan hingga anak terlantar.

"Tidak masalah anaknya banyak, tapi perhatikan layanan kesehatan dan pendidikannya, jangan sampai anak 10, anaknya malah disuruh jualan di perempatan, kemudian bapaknya tidak kerja," ujar Siti Muntamah pada Rabu (30/4/2025).

Selain itu, kata dia, selama ini biasanya yang didorong melakukan KB adalah ibu-ibunya.

Namun oleh Dedi Mulyadi, kata dia, bapak-bapaknya pun diminta untuk melakukan KB.

"Saya pikir ini sangat bagus untuk melakukan percepatan, kan selama ini yang dilakukan BKKBN penyisiran oleh relawan agar masyarakat ber-KB, tapi itukan lama karena diminta sukarela, tapi kalau sekarang ada barter positif, semoga ini bisa menurunkan kemiskinan di Jabar," katanya.

Baca juga: Polres Simalungun Ungkap Kasus Narkoba di Wilayah Polsek Raya Kahean

Baca juga: Kapolsek Tanah Jawa Resor Simalungun Patroli Pengamanan di Lokasi Pabrik pada Hari Buruh 2025

Di sisi lain, Komisi Fatwa MUI menegaskan, vasektomi haram jika dilakukan untuk tujuan pemandulan permanen.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved