Berita Viral
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi, Ibu dan Siswa Ngotot Acara Perpisahan,Padahal Rumah di Bantaran Sungai
-Respons menohok Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, menanggapi permintaan seorang remaja dan ibunya berkeinginan diadakan perpisahan
Baca juga: Uang Umat Disunat Atas Nama Dakwah, Garda Satu Jabar Dukung Keputusan Dedi Mulyadi Hapus Dana Hibah
Padahal, sang ibu yang duduk di sampingnya, mengaku hanya sebagai ibu rumah tangga.
Sementara, sang ayah hanya bekerja menjual botol-botol kaca yang biasa digunakan untuk bensin eceran.
"Waktu (SMP) itu (bayar sekitar Rp 1 juta doang, Rp1,2 juta," ungkap si gadis.
"Ibunya kerja apa? Ayahnya kerja apa?" tanya Dedi.
"(Saya) ibu rumah tangga. (Ayahnya) wiraswasta, dagang. Dagang botol-botol (untuk) bensin (eceran)" jelas ibu si gadis.
Meski penghasilannya tak berlebih, si ibu mengaku rela membayar untuk perpisahan agar sang anak memiliki kenangan bersama teman-teman.
Ia juga mengaku tak masalah keluar banyak uang untuk kegiatan perpisahan sekolah anak, alih-alih ditabung supaya bisa membeli rumah.
"Ibu lebih setuju mana? Perpisahan tapi bayar, atau perpisahan dilarang, nggak ngeluarin duit?" tanya Dedi.
"Kalau buat mental anak, setuju yang bayar. Kalau nggak ada kenangan, kan ini," jawab si ibu.
"Ibu rumah saja ga punya?" sindir Dedi.
"Iya, tapi kalau demi anak saya sih nggak apa-apa, Pak," kata si ibu.
Mendengar jawaban itu, Dedi lantas menyindir keluarga si ibu yang masih tinggal di bantaran sungai hingga rumahnya berakhir digusur.
Ia pun mempertanyakan mengapa si ibu yang masih tinggal di bantaran sungai, tak paham prioritas kehidupan.
"Demi anak jangan tinggal di bantaran sungai. Ibu tinggal aja masih di bantaran sungai, kenapa gaya hidup begini (selangit)?" sentil Dedi sembari membuat gestur tangan ke atas.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Dedi-Mulyadi-debat-Remaja.jpg)