Polres Simalungun

Tragedi Warisan Berdarah di Simalungun: Kakak Tewas di Tangan Adik Kandung, Polres Bergerak Cepat

Petugas Inafis Polres Simalungun melakukan olah TKP di kediaman korban Ruslan Girsang yang tewas ditikam adik kandungnya sendiri akibat sengketa

Editor: Arjuna Bakkara
IST
Petugas Inafis Polres Simalungun melakukan olah TKP di kediaman korban Ruslan Girsang yang tewas ditikam adik kandungnya sendiri akibat sengketa warisan, Rabu (23/4/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM, SIMALUNGUN-, 23 April 2025 — Pagi yang tenang di Desa Mardingding, Kecamatan Pamatang Silima Huta, Kabupaten Simalungun, mendadak berubah mencekam. Sebuah konflik warisan yang telah lama membara akhirnya pecah dalam tragedi berdarah, ketika seorang adik nekat menghabisi nyawa kakak kandungnya sendiri.

Ruslan Girsang (78), pria sepuh yang dikenal ramah dan suka bercengkerama di beranda rumahnya, meregang nyawa di tangan adiknya, Jasaman Girsang (62), dalam peristiwa memilukan yang terjadi pukul 06.30 WIB di kediaman korban, Jalan Saribu Dolok-Kabanjahe. Peristiwa itu menguak luka lama yang selama ini tersembunyi di balik dinding keluarga—perselisihan soal harta peninggalan orangtua mereka.

Kapolres Simalungun, melalui Kasi Humas AKP Verry Purba, mengonfirmasi bahwa pelaku menikam korban menggunakan pisau pribadi, menimbulkan tiga luka tusukan fatal di bagian dada dan perut. Ruslan sempat dilarikan ke Klinik Katolik Saribudolok, namun nyawanya tak tertolong. Kejadian itu dilaporkan oleh Mathias Girsang (47), anak korban yang juga seorang notaris, satu jam setelah insiden terjadi.

“Motif utamanya adalah sengketa warisan yang sudah lama tidak terselesaikan. Ini adalah tragedi yang seharusnya bisa dicegah dengan komunikasi dan keadilan dalam keluarga,” ujar AKP Verry.

Kini, Jasaman telah diamankan dan tengah menjalani pemeriksaan intensif di Mapolres Simalungun. Pihak kepolisian juga mendalami rekam jejak konflik keluarga untuk memperjelas konteks peristiwa ini.

Lebih dari sekadar berita kriminal, peristiwa ini menjadi pengingat tragis bahwa ketika kasih dan musyawarah terabaikan, pertalian darah pun bisa tersayat oleh kebencian. Dan di balik berita ini, ada keluarga yang kini berkabung atas luka yang mungkin tak akan pernah sembuh sepenuhnya.(jun-tribun-medan.com).

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved