Kenapa Dokter Kandungan Lebih Banyak Pria? Berapa Gaji yang Diterima, Simak Ulasan Berikut Ini

TRIBUN-MEDAN.COM,- Kasus pelecehan yang dilakukan dokter kandungan terhadap pasiennya masih menjadi pembahasan di tengah kalangan masyarakat.

Saat ini, dokter kandungan bernama dr Muhammad Syafril Firdaus sudah diproses polisi.

Namun, di tengah mencuatnya isu pelecehan yang dilakukan dokter kandungan tersebut, muncul beragam pertanyaan di tengah masyarakat soal profesi yang sebenarnya sangat mulia ini.

Baca juga: Alasan Ni Luh Nopianti Rela Nikah dengan Agus Buntung Meski Diwakilkan Keris Dibungkus Kain Putih

Ada pertanyaan, kenapa dokter kandungan lebih banyak pria ketimbang wanita.

Kemudian, berapa sebenarnya gaji yang didapat dokter kandungan.

Berdasarkan data dari Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2023, jumlah dokter kandungan laki-laki di Indonesia adalah 3.460 orang, sedangkan dokter kandungan perempuan berjumlah 1.810 orang. 

Total keseluruhan dokter spesialis obstetri dan ginekologi (Obgyn) di Indonesia tercatat sebanyak 5.270 orang. 

Dengan demikian, dokter kandungan laki-laki mencakup sekitar 66 persen dari total populasi dokter Obgyn di Indonesia.

Alasan Kenapa Dokter Kandungan Lebih Banyak Pria

Dokter kandungan (spesialis obstetri dan ginekologi) lebih banyak pria daripada wanita karena beberapa alasan berikut:

Alat Medis

Alat bedah dan instrumen medis umumnya dirancang untuk ukuran tangan pria yang lebih besar, sehingga dokter pria cenderung lebih mudah menggunakan alat tersebut dibandingkan dokter wanita dengan tangan yang lebih kecil.

Baca juga: Mengenal Festival Songkran di Thailand yang Menewaskan 138 Orang

Belum ada perusahaan yang secara khusus membuat instrumen untuk tangan wanita kecil, sehingga ini menjadi salah satu faktor teknis yang memengaruhi pilihan spesialisasi.

Pemilihan Spesialisasi

Preferensi pemilihan spesialisasi saat akhir pendidikan dokter juga berperan penting kenapa banyak dokter kandungan pria ketimbang wanita. 

Berdasarkan data dari Royal College of Obstetrics and Gynaecology menunjukkan bahwa pria lebih cenderung memilih ginekologi (yang banyak melibatkan tindakan bedah), sedangkan wanita lebih banyak memilih kebidanan (obstetri) yang fokus pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas.

Baca juga: Mengenal Pernikahan Widi Widiana yang Dilaksanakan Ni Luh Nopianti dan Agus Buntung

Karena ginekologi adalah spesialisasi bedah yang menuntut pelatihan intens dan jam kerja panjang, pria lebih banyak mendominasi bidang ini.

Sosial dan Profesionalisme

Meskipun ada isu seksisme dan ketidaknyamanan gender, dokter pria yang memilih menjadi ginekolog biasanya termotivasi oleh keinginan membantu dan membuat perbedaan, terutama karena mereka memiliki kerabat wanita yang mengalami masalah reproduksi.

Semua dokter, baik pria maupun wanita, pada akhirnya adalah profesional yang menjalankan tugasnya dengan serius tanpa memandang gender pasien.

Baca juga: Apa Itu TKDN dan Manfaatnya Bagi Industri dalam Negeri

Gaji Dokter Kandungan di Indonesia

Gaji dokter spesialis kandungan cukup tinggi dibandingkan dokter umum yang ada di Indonesia.

Berdasarkan informasi yang dirangkum dari berbagai sumber, gaji pokok dasarnya saja berkisar Rp 23 juta hingga Rp 25 juta.

Bila digabungkan dengan insentif yang ada, maka pendapatannya bisa mencapai Rp 80 juta.

Untuk dokter kandungan umum yang punya 'jam terbang' dan pengalaman cukup tinggi, gajinya bahkan bisa mencapai angka Rp 100 juta.

Baca juga: Apa Itu Velocity? Begini Cara Membuat Video Slow Motion Agar FYP di TikTok

Semua itu tergantung dimana sang dokter bekerja.

Satu hal yang pasti, bahwa pendapatan ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman, lokasi praktik (rumah sakit pemerintah, swasta, atau klinik pribadi), serta produktivitas dokter.

Dokter kandungan yang sudah senior dan memiliki reputasi baik bisa mendapatkan gaji di atas Rp100 juta per bulan.(ray/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan