Istri Syok saat Buka File di Komputer Adik Ipar, Temukan Fakta Mengejutkan soal Masa Lalu Suami

Setelah hening sejenak, sang adik ipar mulai menjelaskan. Wanita dalam foto tersebut ternyata adalah mantan istri suaminya.

Pernikahan itu terjadi lebih dari dua tahun yang lalu dalam sebuah upacara sederhana. Namun, pernikahan tersebut belum pernah didaftarkan secara resmi dan belum dikaruniai anak. Hubungan mereka hanya bertahan beberapa bulan karena ketidakcocokan, lalu berakhir.

Keluarga suami memutuskan untuk merahasiakan masa lalu itu karena merasa hal tersebut sudah berlalu dan takut jika sang istri mengetahuinya, ia tidak akan mau menikah dengan pria yang pernah menikah sebelumnya.

Wanita itu tidak ingat berapa lama ia duduk terpaku di ruangan tersebut. Yang ia ingat hanyalah bahwa saat sang adik ipar pergi meninggalkannya, ia masih belum bisa melepaskan pandangannya dari foto-foto itu. Bukan karena rasa cemburu, melainkan karena perasaan dikhianati dan dibohongi.

Malam harinya, sang suami pulang dan menyadari bahwa istrinya bersikap berbeda. Melihat sang istri tampak dingin dan diam, ia pun bertanya apa yang terjadi. Wanita itu hanya menunjukkan foto-foto di komputer dan mengajukan satu pertanyaan.

“Kenapa kamu tidak memberitahuku?” tanya sang istri.

Suaminya terdiam cukup lama, lalu duduk di sampingnya.

“Aku takut kehilangan kamu,” jawabnya.

Kemudian, sang suami menceritakan segalanya tentang mantan istrinya. wanita yang dulu pernah ia cintai dan nikahi, tetapi tidak bisa ia bahagiakan.

Ia mengakui bahwa masa lalu itu adalah luka lama yang tidak berani ia sentuh kembali. Ia merasa bahwa setelah bertemu dengan istrinya yang sekarang, ia kembali percaya bahwa kebahagiaan itu nyata.

Ia ingin melarikan diri dari masa lalu dan mulai membangun masa depan baru.

“Aku tidak pernah ingin menyembunyikannya darimu, aku hanya tidak tahu bagaimana memulainya,” katanya.

Waktu berlalu, dan karena terus menunda, ia akhirnya tidak pernah menceritakan hal itu sama sekali.

Wanita itu menatap dalam-dalam ke mata suaminya. Ia melihat penyesalan, ketulusan, dan ketakutan, bukan karena takut dimarahi, tetapi karena takut ditinggalkan.

Sang istri akhirnya menerima permintaan maaf suaminya dan memilih untuk memaafkan.