Berita Viral

Viralnya Video Ayah Curhat Anak Tertusuk Paku, Ditolak Berobat ke Puskesmas Alasan Banyak Antrean

Petugas Puskesmas menolak melayani dengan dalih pelayanan sudah tutup dan masih banyak antrean.

YouTube Kompas TV
DITOLAK BEROBAT - Sebuah video menunjukkan seorang ayah yang mengeluh anaknya ditolak berobat di salah satu puskesmas di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang ayah yang curhat mengenai anaknya ditolak berobat di salah satu Puskesmas di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Video keluhan tersebut viral di media sosial.

Pria dalam video viral itu tampak membawa anaknya berobat setelah tertusuk paku.

Adapun peristiwa itu terjadi di Puskesmas Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Rabu (9/4/2025). 

Petugas Puskesmas menolak melayani dengan dalih pelayanan sudah tutup dan masih banyak antrean.

Akhirnya, pria itu dibantu relawan membawa anaknya yang berusia 7 tahun ke rumah sakit.

Penjelasan Puskesmas

DITOLAK BEROBAT - Sebuah video menunjukkan seorang ayah yang mengeluh anaknya ditolak berobat di salah satu puskesmas di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
DITOLAK BEROBAT - Sebuah video menunjukkan seorang ayah yang mengeluh anaknya ditolak berobat di salah satu puskesmas di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. (YouTube Kompas TV)

Kepala Puskesmas Cikarang Utara, dr. Novrizal buka suara soal dugaan penolakan pasien di Puskesmas Cikarang Utara yang viral di media sosial.

Novrizal menyebut bahwa pasien datang pada pukul 20.37 dengan keluhan anaknya tertusuk paku, sedangkan masih ada sekitar 20 pasien lain yang menunggu pemeriksaan dokter.

Novrizal mengatakan, Puskesmas Cikarang Utara adalah salah satu dua Puskesmas di Kabupaten Bekasi yang membuka layanan sore hari, yakni dari pukul 15.00 hingga 21.00 WIB.

Namun, Puskesmas tersebut berstatus non rawat inap, hanya menyediakan layanan persalinan 24 jam, dan tidak memiliki fasilitas Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam.

“Jumlah pasien sore saat itu mencapai 92 orang, dan sehari sebelumnya bahkan mencapai 158 orang, karena lonjakan pascalibur panjang,” ujarnya, dikutip Tribunjabar.id dari laman yang sama.

Ia menerangkan, kasus anak tertusuk paku adalah kejadian yang membutuhkan serum Anti Tetanus (ATS), yang tidak tersedia di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) seperti Puskesmas. 

Oleh karena itu, petugas menyarankan agar pasien langsung menuju IGD rumah sakit tanpa perlu surat rujukan. 
Namun, terjadi diskomunikasi karena pasien tetap bersikeras untuk dilayani di Puskesmas.

“Petugas telah memberikan edukasi kepada pasien sesuai kondisi dan prosedur yang berlaku. Namun pasien tetap memaksa hingga mulai merekam kejadian,” tambahnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved