Berita Viral
Sempat Diharamkan ke Palembang, Willie Salim Bakal Jalani Tradisi Tepung Tawar, Minta Maaf ke Warga
Tradisi tepuk tepung tawar bertujuan untuk memberikan penghargaan pada seseorang atau sekelompok orang yang mengalami atau mendapatkan sesuatu.
TRIBUN-MEDAN.com - Sempat diharamkan ke Palembang, Willie Salim bakal jalani tradisi tepung tawar.
Willie Salim melakukan hal itu untuk minta maaf ke warga.
Hal itu harus dilakukan Willie Salim karena dianggap sudah merusak citra Kota Palembang buntut konten daging rendang 200 kg.
Baca juga: Nekat Bakar Warung Gegara 6 Bulan Diselingkuhi, Suami Pamerkan Aksinya: Mau Lebaran Istri Selingkuh
Sebelumnya, Willie Salim melalui perantara Ustaz Derry Sulaiman sudah menghubungi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja untuk menyampaikan permintaan maaf ke warga Palembang.
Willie Salim akan ke Palembang setelah lebaran untuk melakukan kegiatan tepung tawar.
Kegiatan itu dilakukan agar bisa menormalkan dan memulihkan nama baik Kota Palembang dan nama baik Willie Salim.
Lantas apakah Tradisi Tepung Tawar ?
Baca juga: Gempa Myanmar 7,7 SR, Tiga Tewas Tertimpa Reruntuhan Masjid, Gedung 30 Lantai Ambruk di Thailand
Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Raden Muhammad Fauwaz Diradja menjelaskan, kegiatan tepung tawar merupakan kebudayaan budaya lama Kota Palembang, supaya musyawarah mufakat dijalankan.
Tepung tawar sebenernya tradisi yang dijalankan bukan hanya di Palembang saja tapi budaya Melayu.
Di Kitab Simbur Cahaya, apabila ada kejadian yang merugikan pihak lainnya akan diadakan suatu pertemuan dan salah satu simbol nya ada tepung beras yang ditumbuk dan lain-lain.
Tujuannya menawarkan atau menormalisasi apa yang sedang terjadi sehingga bisa saling maafkan dan kesalahpahaman bisa terselesaikan.
Bahkan dulu ada juga namanya tepung dusun. Contohnya kalau ada yang buka ladang dan ada membakar ke ladang orang lain, maka diadakan tepung dusun sehingga normal dan tidak ada kesalahan pahaman.
Sementara, mengutip Kompas.com, ritual Tepung Tawar merupakan upacara adat Melayu Riau peninggalan raja-raja terdahulu.
Tradisi ini umumnya dilaksanakan di acara-acara tertentu seperti pernikahan, menempati rumah baru, mengendarai kendaraan baru, atau khitanan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Sultan-Mahmud-Badaruddin-SMB-IV-Raden-Muhammad-Fauwaz-sdf.jpg)