VIDEO
Kasus Penganiayaan Siswa SMA di Asahan, Dokter Forensik Temukan Darah di Kepala Korban
dr Ismurizal SpF yang melakukan ekshumasi terhadap jasad korban memaparkan adanya beberapa temuan resapan darah pada bagian kepala korban.
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Satia
TRIBUN-MEDAN.COM, KISARAN - Polres Asahan dan Dirkrimum Polda Sumut merilis hasil temuan sementara dokter forensik terhadap jasad Pandu Brata Siregar yang meninggal dunia diduga akibat dianiaya oleh oknum polisi bersama dua orang sipil.
dr Ismurizal SpF yang melakukan ekshumasi terhadap jasad korban memaparkan adanya beberapa temuan resapan darah pada bagian kepala korban.
"Temuan awal yang saya jumpai pada saat ekshumasi dan otopsi terhadap Pandu Brata Saputra Siregar, pemeriksaan awal luar, ditemui adanya warna kemerahan dan bengkak dibagian kepala belakang kiri dan kanan," ujar dr Ismurizal, Selasa (18/3/2025).
Selain itu, dia juga menemui ada empat jahitan dibagian pelipis kanan korban yang merupakan luka robek, ada warna kemerahan pada telinga kanan bagian atas, dan luka lecet di kaki dan tangan kiri korban.
"Setelah saya melakukan pemeriksaan dalam, dibagian kepala. Saya menjumpai resapan darah pada bagian belakang kiri dan kanan," ungkapnya.
Selain itu, dibagian selaput otak korban, turut ditemukan adanya warna kemerahan sehingga dirinya mengambil sampel untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Setelah batok kepala dibuka, saya juga ada menjumpai warna kemerahan seperti resapan darah pada selaput otak. Ini juga saya ambil untuk dilakukan pemeriksaan tambahan di patologi anatomi," ujarnya.
Katanya, setelah dilakukan pemeriksaan dibagian dada korban, pihaknya menemukan adanya warna gelap pada bagian paru bawah dan atas korban.
"Disini saya menemukan adanya warna kegelapan pada jaringan paru atas dan bawah, jantung bagian bawah," ungkapnya.
Katanya, pihaknya telah mengambil sampel jaringan otak, lambung, hati, dan empedu untuk dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Forensik Polda Sumut.
"Dengan hasil laboratorium forensik nanti, kami akan melakukan analisa dan menarik hari benang merahnya agar dapat menyimpulkan apa penyebab kematian korban," ungkapnya.
Sebelumnya, Pandu Brata Siregar (18) meninggal dunia setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi. Dikabarkan, korban mengalami kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi setelah menonton balap lari pada Minggu (9/3/2025) malam.
Dijelaskan salah seorang kerabat yang tak ingin disebutkan namanya ini, korban sempat mengaku ditendang sebanyak dua kali oleh oknum.
"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu. Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," ungkap keluarga korban, Selasa (11/3/2025).
Selanjutnya, terjadi aksi kejar-kejaran antara diduga polisi dengan sepeda motor yang ditumpangi oleh korban.
| Anggota DPRD datangi RSUD Tanjungbalai, Klarifikasi Kasus Dugaan Pemukulan |
|
|---|
| Gawat! Ngaku Anak Kasat Narkoba Polrestabes Medan, Pria Palak Penjaga Kedai Aceh di Tembung |
|
|---|
| Mahasiswa Protes Penyegelan Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien oleh Ahli Waris |
|
|---|
| Ahli Waris Segel Rektorat Universitas Tjut Nyak Dhien, Klaim Tanah Milik Keluarga |
|
|---|
| Seorang Pendaki Gunung Sibayak Alami Hipotermia, Ranger: Cuaca Buruk! |
|
|---|