Berita Viral

SOSOK AKP Tomi Samuel Marbun Hilang 3 Bulan Saat Kejar KKB Papua, Polisi Berprestasi dari Siantar

Kasus AKP Tomi Samuel Marbun kembali viral di media sosial. Dia telah hilang selama 3 bulan di Teluk Betuni, Papua Barat sejak Rabu 18 Desember 2024. 

|
Kolase Tribun Medan/HO
Sudah enam hari berlalu, Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tomi Samuel Marbun, belum ditemukan sejak hilang pada Rabu (18/12/2024). AKP Tomi Samuel Marbun bergabung dalam operasi pengejaran Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau TPNPB OPM di Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat. (Kolase Tribun Medan/HO) 

Jeritan Hati Istri Iptu Tomi Samuel Marbun

Tiga bulan berlalu, pihak keluarga masih terus mencari keberadaan Iptu Tomi Samuel Marbun.

Dalam Podcast Ngobrol Virtual Tribun Timur edisi Kamis (13/3/2025), Riah Tarigan istri Iptu Tomi dan ibunda Elvrida Gultom blak-blakan ungkap kejanggalan atas informasi hilangnya Iptu Tomi.

Riah mengungkapkan bahwa percakapan terakhirnya dengan sang suami pada 15 Desember 2024 ingin berbicara empat mata.

"Saat saya pulang, suami ternyata sudah tidak di rumah. Kami tidak sempat ngobrol, Sore hari saat suami pulang saya bertanya mau ngobrol apa. Tapi dia bilang tidak jadi. Dia hanya meminta dikirimkan sejumlah uang transportasi untuk memfasilitasi operasi senyap ini," ujar Riah Tarigan, dilansir dari Tribuntimur.com.

16 Desember 2024, Tomi masih berkirim pesan kepada istrinya mengabarkan akan bertugas ke hutan dan meminta istri antisipasi ketika terjadi hal buruk.

"Dia memang mengirim kontak orang-orang yang harus saya hubungi kalau terjadi hal buruk," katanya.

Hingga, pada 18 Desember 2024, Iptu Tomi Marbun dikabarkan hilang kontak karena terjatuh di sungai.

"Saya sempat mengontak nomor yang sudah diberikan dan merekalah yang membantu helikopter untuk keluarga. 

Hingga hari ini cuma suami saya yang belum kembali," curhat Riah.

Pihak keluarga terus berupaya melakukan pencarian Tomi, namun tak kunjung membuahkan hasil.

"Tdak adanya keterbukaan dari pihak yang bertanggung jawab ke keluarga. Saat pencarian pun pihak Polres sangat tertutup. Mereka tidak mau menerima bantuan. Padahal ada bantuan dari TNI mengirimkan pasukan tapi dipulangkan," katanya.

Kejadian ini harusnya melibatkan basarnas, tapi ternyata hanya dua orang dan satu hari. Setelah itu tidak ada surat masuk ke basarnas," sambungnya.

Pihak keluarga merasa janggal lantaran menduga ada hal-hal yang ditutupi.

"Pak Kapolres tolong diperiksa bagaimana kronologi kejadian sebenarnya.
Sebagai pimpinan harusnya Pak Kapolres dapat memberikan penerangan ke kami. 

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved